JAYAPURA - Mama-mama Papua merasa bangga terlibat menjadi pelaku usaha dalam Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021. Pasalnya, hal itu salah satu cara mereka mendukung agenda nasional tersebut.
Mama Yubelina mengungkapkan bahwa dirinya dan rekan-rekan lainnya yang dilibatkan menjadi pelaku usaha dalam penjualan tas noken juga bisa lebih memperkenalkan budaya Papua yakni bagaimana cara merajut tas Noken.
Tas noken merupakann tas rajutan dari kulit anggrek dan menjadi ciri khas Papua. Sehingga orang-orang di luar sana tau dan memahami kenapa harga noken bisa dibilang mahal.
"Saya bersama rekan-rekan pengrajin noken sangat berterima kasih kepada pemerintah yang sudah melibatkan kami mama-mama Papua terlibat sebagai pelaku usaha noken. Dengan ini kami bisa lebih memperlihatkan budaya kami sebagai perajut tas noken, bagaimana cara kita rajut, apa lagi bahannya susah untuk kita dapat, serta proses pembuatannya yang butuh waktu lama, sehingga orang diluar sana tidak kaget, mengapa harga noken ini cukup mahal," ungkap mama Yubelina, Selasa, (5/10/2021).
Menanggapi hal itu, tokoh pemuda Papua, Paskalis Boma, yang juga mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Cenderahwasi mengatakan bahwa, gelaran PON XX Papua telah membuat kebanggaan tersendiri bagi masyarakat setempat.
Baca juga:Â Filosofi Noken, Tas Rajut Asli Papua yang Diborong Jokowi
Apalagi niat dari pemerintah pusat untuk membangun papua lewat pesta olahraga terbesar di Indonesia terbilang sukses mulai dari kemeriahan hingga prestasi atlet Papua yang berlaga dan menjadi tuan rumah.
"Penyelenggaraan PON di Papua ini tolak ukurnya bukan dilihat karena sudah sukses terselenggara dan bukan hanya sukses prestasi, namun bagaimana output dari PON ini harus berimbas pada masyarakat setempat, khususnya mama-mam Papua pengrajut noken, apa lagi untuk konteks ekonomi," kata paskalis.
Baca juga:Â Jokowi Borong Noken Papua, Netizen: Presidenku Memang Trendsetter!