Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pemimpin Kudeta: Tentara Sudan Rebut Kekuasaan untuk Cegah Perang Saudara

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 27 Oktober 2021 |10:09 WIB
Pemimpin Kudeta: Tentara Sudan Rebut Kekuasaan untuk Cegah Perang Saudara
Aksi demonstran protes kudeta di Sudan (Foto: AFP)
A
A
A

Pengambilalihan itu menuai kecaman global. Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Uni Afrika yang memiliki Sudan sebagai anggota, semuanya menuntut pembebasan segera semua pemimpin politik yang ditangkap termasuk anggota kabinet Hamdok.

Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan Sudan termasuk di antara "epidemi kudeta" yang mempengaruhi Afrika dan Asia. Dia mendesak "kekuatan besar" dunia untuk bersatu demi "pencegahan yang efektif" melalui Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, AS telah menghentikan bantuan senilai USD700 juta (Rp10 triliun) untuk Sudan. Uni Eropa telah mengancam akan melakukan hal yang sama. Keduanya menuntut pemulihan pemerintahan sipil tanpa prasyarat.

Sejak Senin (25/10), pasukan dilaporkan pergi dari rumah ke rumah di Khartoum untuk menangkap penyelenggara protes lokal.

Wartawan BBC mengatakan ribuan orang telah bergabung dalam protes di ibukota, terutama di lingkungan perumahan dekat pusat kota.

Bandara kota ditutup dan semua penerbangan dibatalkan hingga Sabtu (23/10) lalu.

Staf di bank sentral negara itu dilaporkan mogok, dan dokter di seluruh Sudan dikatakan menolak bekerja di rumah sakit yang dikelola militer kecuali dalam keadaan darurat.

Demonstran Sudan memasang tanda-tanda kemenangan dengan penghalang jalan yang terbuat dari mengubur ban di ibu kota Khartoum, pada 26 Oktober 2021, saat mereka memprotes kudeta militer yang menggulingkan transisi ke pemerintahan sipil

Para pemimpin sipil dan rekan-rekan militer mereka telah berselisih sejak penguasa lama Omar al-Bashir digulingkan pada 2019.

Perjanjian pembagian kekuasaan antara para pemimpin sipil dan militer dirancang untuk mengarahkan Sudan menuju demokrasi tetapi telah terbukti rapuh dengan sejumlah upaya kudeta sebelumnya, yang terakhir lebih dari sebulan yang lalu.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement