Ranariddh bekerja sebagai dosen hukum Prancis ketika ayahnya memanggilnya untuk mengikuti pemilihan umum 1993 yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai bagian dari proses perdamaian.
Dengan sentimen royalis yang kuat, Ranariddh memenangkan pemilihan. Tetapi ketika Hun Sen mengancam akan kembali berperang, sebuah kesepakatan politik menghasilkan pemerintahan koalisi yang menjadikan Ranariddh "perdana menteri pertama", Hun Sen "perdana menteri kedua" dan mengembalikan Raja Sihanouk ke takhta sebagai raja konstitusional.
Koalisi yang rapuh itu berlangsung empat tahun sebelum Ranariddh digulingkan oleh pasukan yang setia kepada Hun Sen dan diusir ke pengasingan.
Setelah tekanan internasional, Ranariddh diizinkan untuk kembali dan mengikuti pemilihan umum setahun kemudian, tetapi dia tidak pernah lagi mendekati kemenangan.
(Rahman Asmardika)