JAKARTA - Ritual seks di Gunung Kemukus telah berlangsung begitu saja. Banyak yang percaya dengan melakukan pesugihan tersebut, keinginannya akan terwujud.
Ternyata, praktik ritual seks di Makam Pangeran Samudro tersebut dilegitimasi oleh tafsir yang sengaja dibelokkan oleh beberapa orang tentang riwayat dan wasiat Pangeran Samudro.
Menurut juru kunci makam, Pangeran Samudro adalah putra Raja Terakhir Majapahit yang melakukan perjalanan mencari sanak-saudaranya.
Dalam perjalanan itulah Pangeran Samudro wafat dan berwasiat bahwa siapa saja yang nantinya datang berziarah harus mempunyai hati yang senang, percaya, dan mantap seperti akan datang ke rumah kekasihnya.
“Wasiat itulah yang disalahtafsirkan oleh beberapa orang ngalap berkah di Makam pangeran Samudro harus berhubungan badan,” ucap Taufiqurrahman, salah satu mahasiswa UGM yang melakukan penelitian tentang ritual seks di Gunung Kemukus pada 2016, seperti dilansir dari laman UGM.
Ritual seks di Gunung Kemukus ini pernah menjadi bahan kajian bagi mahasiswa Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM). Hasil penelitian yang dilakukan pada 2016 tersebut menyimpulkan jika ritual seks tersebut dimanfaatkan segelintir orang.
Lima mahasiswa UGM dari Fakultas Filsafat, Fitriadi, Taufiqurrahman, Melfin Zaenuri, Rangga Kala Mahaswa, dan Surya Aditya, meneliti mitos ritual seks yang ada di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah pada April 2016.
Penelitian ini berawal dari sebuah tayangan video berjudul ‘Sex Mountain’ di You Tube yang dirilis oleh seorang wartawan Australia, Patrick Abbout.
Video tersebut menayangkan hasil investigasi Patrick terhadap praktik ritual seks di kawasan wisata religi Makam Pangeran Samudro yang terletak di Gunung Kemukus. Penelitian mahasiswa Filsafat terkait Makam Pangeran Samudro ini dikemas melalui PKM-P dengan sudut pandang yang cukup baru dan menarik di bawah bimbingan Yulianingsih Riswan, S.Fil., M.A.
Baca Juga : Mitos Ritual Seks Salah Kaprah Gunung Kemukus, Ini Kisah Pangeran Samodro dan Ibu Tirinya Dewi Ontrowulan
Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, ada beberapa orang yang mempunyai kepentingan terkait pelaksanaan ritual seks tersebut.