JAKARTA – Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Sherpa Track G20, yang digelar di Bali dari 7- 8 Desember 2021. Pertemuan Sherpa G20 ini merupakan yang pertama di bawah keketuaan Indonesia.
Pertemuan Sherpa G20 yang dibuka oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bersama dengan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ini berfokus membahas mengenai mekanisme kerja ke depan dan arah pembahasan agenda G20 dalam satu tahun ke depan.
BACA JUGA: Menko Airlangga: Making Indonesia 4.0 Jadi Isu yang Diusulkan oleh Presidensi Indonesia
Sebanyak 38 delegasi dari 19 negara anggota G20, 9 negara undangan dan 10 organisasi internasional hadir dalam pertemuan yang digelar secara hybrid ini. Sebanyak 23 delegasi hadir secara in-person, sementara sisanya hadir via virtual atau daring.
“Sejak awal keketuaan Indonesia, Presiden Jokowi selalu menekankan pentingnya kerja G20 untuk membawa manfaat bagi semua—dari barat ke timur, utara ke selatan, (negara) kecil besar,” kata Retno.
G20 menjadi sarana Indonesia untuk menekankan 3 hal yang menjadi prioritas Indonesia, yaitu pembangunan arsitektur kesehatan dunia yang lebih kuat, transisi energi, dan transformasi digital, untuk menciptakan kemungkinan solusi konkrit dalam menjawab tantangan global, mulai dari pandemi, lingkungan, sampai isu pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
BACA JUGA: Simak! Misi Indonesia Jadi Presidensi G20
"Saya mengharapkan agar Sherpa G20 dapat menghasilkan arah yang jelas, mentransformasikan tantangan menjadi opportunities (kesempatan), dan tentunya kemudian semua rekomendasi ini disampaikan kepada para pemimpin G20," ujar Menlu Retno.
(dka)