BANDUNG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur terus mengeluarkan awan panas pasca erupsi dahsyat, minggu lalu.
(Baca juga: Masjid Ini Berdiri Kokoh Usai Diterjang Lahar Panas Semeru)
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM memperkirakan masih ada potensi terjadinya guguran awan panas di Semeru, namun dengan jarak lebih pendek.
(Baca juga: Mengenang Soe Hok Gie dan Idhan Lubis yang Meninggal Dalam Dekapan Semeru)
Badan Geologi telah melakukan pemeriksaan lapangan untuk mengecek seberapa jauh dan daerah yang terdampak aliran Awan Panas Guguran (APG) dan lahar yang terjadi sejak tanggal 4 Desember 2021.
Hasil pemeriksaan menunjukkan landaan awan panas mencapai 11 km serta landaan aliran lahar mencapai jarak 16 km dari puncak Gunung Semeru pada alur Sungai Besuk Kobokan dan mengalami overflow/meluber keluar dari jalur sungai karena material yang telah penuh mengisi Besuk Kobokan.
Kepala PVMBG Andiani, mengatakan, aktivitas APG masih akan terjadi dengan intensitas dan jarak luncur yang lebih kecil.
"Aktivitas APG masih berpotensi terjadi namun diperkirakan dengan intensitas dan jarak luncur yang relatif kecil dibandingkan APG 4 Desember lalu," ujar Andiani, Minggu (12/12/2021).
Dia meminta masyarakat agar mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Selain mewaspadai APG dan secondary explosion, potensi bahaya yang saat ini juga perlu diwaspadai menurut Andiani adalah lahar yang dikeluarkan Gunung Semeru.