Sementara ada satu gambar di Candi Borobudur hamba menggambarkan Ratu Maya mencekal ekor gajah mati, dan melemparkan badan raksasa itu melewati tujuh tembok.
Singkat cerita, Borobudur ini menggambar keutamaan yang dipraktekkan Bodhisattwa dalam kehidupan - kehidupan sebelumnya dan yang akan dipraktekkan oleh Bodhisatwa - Bodhisatwa di masa depan. Teras - teras candi diisi beragam pahatan dan dekorasi yang menunjukkan kenikmatan hidup dunia.
Dari kemegahan bangunan Candi Borobudur terlihat jelas bagaimana Raja Syailendra, pastilah penguasa yang sangat kaya dan kuat, sehingga mereka bisa membangun monumen sebesar dan sempurna layaknya Candi Borobudur. Apalagi dengan pernikahan putra Syailendra bernama Samaragrawira dengan putri pewaris Kerajaan Sriwijaya, kian menguatkan dari sisi perekonomian.
Alhasil dari penggabungan kekayaan Jawa dan Sumatera inilah membuat Syailendra tak kesulitan membangun sebuah bangunan yang begitu besar dan megah saat itu, bahkan hingga kini.
(Angkasa Yudhistira)