NEW YORK – Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jake Sullivan, mengatakan invasi Rusia kemungkinan akan dimulai dengan pengeboman udara dan serangan rudal. Lalu diikuti serangan darat yang akan mengganggu jalur komunikasi juga.
“Tidak ada yang bisa mengandalkan keberangkatan udara, kereta api, atau jalan raya begitu aksi militer berlangsung,” kata Sullivan.
Pernyataan Sullivan ini cocok dengan koresponden Keamanan Nasional PBS Nick Schifrin, yang sesaat sebelum konferensi pers Gedung Putih mengutip pejabat AS yang tidak disebutkan namanya untuk mengklaim bahwa Rusia sebenarnya telah memutuskan untuk menyerang.
Ketika ditanya tentang laporan ini, Sullivan mengatakan dia belum mengetahui hal itu namun Gedung Putih tidak percaya Rusia telah membuat keputusan.
Saat ditekan untuk memberikan perincian, Sullivan mengatakan komunitas intelijen AS telah menilai bahwa penambahan pasukan Rusia di dekat Ukraina menunjukkan kemungkinan yang sangat berbeda bahwa Rusia mungkin memilih untuk mengambil tindakan militer pada jangka waktu yang cukup cepat.
Dia menambahkan ada kemungkinan yang dapat dipercaya dan kemungkinan serangan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Baca juga: Baku Tembak Pecah, Rusia Mulai Serang Ukraina
Komunitas intelijen memiliki "keyakinan yang cukup" bahwa ada "kemungkinan berbeda" jika Putin "mungkin" memerintahkan invasi sebelum 20 Februari. Termasuk serangan ke ibukota Ukraina, Kiev.
Dia juga mengulangi klaim juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price bahwa Rusia sedang bekerja untuk mengarang dalih untuk invasi dengan “operasi bendera palsu” di Ukraina timur. Sama seperti Price, Sullivan tidak memberikan bukti untuk klaim tersebut.
Gedung Putih mengumumkan pada Jumat (11/2) bahwa mereka yakin Rusia memiliki segalanya untuk menyerang Ukraina "kapan saja sekarang," mendesak warga Amerika untuk pergi karena tidak ada kemungkinan evakuasi militer AS seperti yang dilakukan dari Afghanistan.
Sullivan, mengatakan kepada wartawan bahwa “invasi dapat dimulai kapan saja” jika Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan perintah, dan bahkan dapat dimulai selama Olimpiade.
Warga AS didesak tinggalkan Ukraina segera mungkin dengan sarana perjalanan komersial dan Sullivan memperingatkan tidak ada prospek evakuasi militer AS jika terjadi invasi Rusia.
Sementara itu, Moskow telah berulang kali menolak tuduhan AS bahwa pihaknya berencana untuk menyerang Ukraina sebagai ‘berita palsu atau hoaks’.
(Susi Susanti)