Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Amun, Dewa Tertinggi Sembahan Firaun Mesir Kuno

Tim Litbang MPI , Jurnalis-Minggu, 20 Februari 2022 |07:01 WIB
Amun, Dewa Tertinggi Sembahan Firaun Mesir Kuno
Amun.
A
A
A

JAKARTA - Amun atau disebut juga Amon, Amun-Min, Amun-ra merupakan dewa matahari dan udara Mesir Kuno. Dalam peradaban Mesir Kuno, Amun memiliki peran yang besar. Ia terkenal di Thebes pada periode Kerajaan Baru (1570-1069 SM). Di Kerajaan Baru, ia menjadi raja para dewa dan menjadi dewa yang disembah. Amun digambarkan sebagai angsa, ular, atau domba jantan, serta digambarkan sebagai pria dengan kepala domba jantan.

BACA JUGA: Tradisi Masturbasi Raja Mesir Kuno di Sungai Nil Agar Sungainya Berkah 

Dalam Teks Piramida pada 2400 – 2300 SM, Amun disebut sebagai dewa lokal Thebes bersama dengan pendampingnya, Amaunet. Pada masa itu, dewa tertinggi Thebes berupa dewa perang Montu, sementara dewa pencipta adalah Atum (dikenal sebagai Ra). Montu adalah pejuang yang melindungi dan mengembangkan kota, Atum adalah dewa ciptaan diri yang kuat. Saat itu Amun dianggap sebagai yang melindungi raja. Namun ada juga yang menganggap Amun hanya dewa kesuburan lokal yang dipasangkan dengan Amaunet. Amaunet adalah bagian dari Ogdoad, delapan dewa yang mewakili elemen murni penciptaan.

Amun dianggap tidak lebih kuat dari dewa-dewa yang merupakan bagian dari Ogdoad. Amun mewakili unsur ketersembunyian, sementara dewa-dewa lain mewakili unsur kegelapan, air, dan ketakterbatasan.

Sekitar 1800 SM, Hyksos seorang yang misterius menetap di Mesir dan tumbuh cukup kuat untuk menguasai Mesir Hilir. Penguasa itu juga membuat istana di Thebes menjadi usang. Era itu kemudian dikenal sebagai Periode Menengah Kedua pada 1782 – 1570 SM saat Hyksos memerintah Mesir. Pada 1570 SM Pangeran Ahmose I datang dan mengusir Hyksos keluar dari negara dan mendirikan kembali Kota Thebes.

Pada masa Menengah Kedua ini, Amun tumbuh dalam kekuasaan dan merupakan bagian dari tiga serangkai dewa Thebes. Ketika Ahmose I mengalahkan Hyksos, ia menghubungkan kemenangannya dengan Amun yang merupakan dewa matahari terkenal (Ra) karena Amun merupakan “Yang Tersembunyi”. Hal ini kemudian dikaitkan dengan aspek kehidupan yang misterius (Amun-Ra) yang memberikan kehidupan yang terlihat berupa matahari. Amun kemudian menjadi Amun-Ra atau Raja para Dewa.

Selama masa Kerajaan Baru, ia dipuji sebagai “Raja Para Dewa” yang telah menciptakan segala sesuatu, termasuk dirinya sendiri. Amun-Ra dikaitkan sebagai dewa matahari dan dan Amun-Min merupakan dewa kesuburan. Dalam perannya sebagai Amun-Ra, ia menggabungkan aspek tak kasat mata dan aspek kasat mata dengan berupa matahari pemberi kehidupan.

Amun di Kerajaan Baru menjadi dewa yang populer dan paling dihormati di Mesir. Monumen-monumen yang dibangun untuknya pada waktu itu dipuja di banyak kuil di seluruh Mesir. Kuil utama Amun yaitu di Karnak dan Luxor.

Begitu populer pengkultusan Amun, menyebabkan Mesir menjadi hampir monoteistik. Hal ini kemudian mengantarkan Mesir, di bawah pemerintahan Akhenaten (1353-1336 SM) melarang penyembahan banyak dewa (poloteistik) dan mendirikan agama negara dengan satu dewa sejati yang disembah, yakni Aten.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement