Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kecewanya Sarwo Edhie Wibowo kepada Sukarno pada 1965

Aulia Oktavia Rengganis , Jurnalis-Sabtu, 26 Februari 2022 |08:10 WIB
Kecewanya Sarwo Edhie Wibowo kepada Sukarno pada 1965
Sarwo Edhie Prabowo. (Ist)
A
A
A

JAKARTA - Sarwo Edhie Wibowo berangkat ke Halim Perdanakusuma, Jakarta, sekitar pukul 10.00 WIB. Ia hendak menemui Sukarno. Hal itu dia lakukan setelah terjadinya pembunuhan terhadap sejumlah jenderal TNI pada 1965.

Berdasarkan informasi yang ia terima, Presiden Sukarno masih berada di sana. Panglima Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) itu pun ke sana lewat Pondok Gede untuk mempersingkat waktu.

Namun, ketika Sarwo melewati jalan Pondok Gede, ia ditembak dengan bazoka. Begitupun seorang prajurit yang hendak melambaikan baret. Ia juga tertembak. Sarwo marah atas kejadian itu.

Setelah kejadian itu, mereka menyingkir ke Pos Komando, Pondok Gede.

Di Pos Komando tersebut Sarwo bertemu beberapa perwira tinggi Angkatan Udara, seperti Laksamana Muda Sri Mulyono Herlambang dan Komodor Dewanto. Mereka menginformasikan Sukarno sudah berada di Bogor.

Mendengar hal tersebut, Sarwo memutuskan langsung terbang ke Istana Bogor untuk menemui Bung Karno dengan helikopter kepresidenan Sikorsky S-61.

Sesampainya di Bogor, Sarwo melihat seorang lelaki tua berpakaian piyama biru muda keluar dari Istana. Awalnya, ia tidak mengenali siapa sosok lelaki itu. Sebab, lelaki tersebut terlihat tua sekali.

Namun, ketika Sarwo melihatnya dari dekat, baru ia mengenali bahwa itulah Sukarno. Sarwo mengungkapkan jika Sukarno tidak memakai peci sangat terlihat tua.

"Kalau tak pakai peci dan pakaian lengkap, kan kelihatan tua sekali," ujar Sarwo.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement