Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Angelina Sondakh Terisak-isak Baca Puisinya tentang Keadilan

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 04 Maret 2022 |16:31 WIB
Angelina Sondakh Terisak-isak Baca Puisinya tentang Keadilan
Angelina Sondakh (Foto: Tangkapan layar Youtube Keema Entertainment)
A
A
A

JAKARTA - Angelina Sondakh kini bisa menghirup udara bebas. Namun, perasaannya bercampur aduk, haru biru, sedih dan bahagia.

Mantan Putri Indonesia tahun 2001 itu sempat membaca karyanya yang dibuat di dalam penjara. Karya tersebut berupa puisi tentang keadilan.

Angie ditahan KPK sejak 2012 karena terbukti menerima suap sebesar Rp2,5 miliar dan USD1,2 juta dalam pembahasan anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) atau yang dikenal dengan kasus Wisma Atlet.

Baca Juga:  Bapas Jaksel: Angelina Sondakh Wajib Lapor Dua Pekan Sekali

Semasa menjalani masa hukuman, dia mengabadikan perasaannya dengan menuangkan dalam sebuah karya tulis di dalam buku berwarna merah. Ketika selesai menjalani masa tahanan 10 tahun, Ibunda dari Keanu itu turut membawa buku merah tersebut.

Ada sejumlah tulisan di dalam buku merah tersebut. Namun, salah satu yang menguras air mata adalah pada halaman awal.

Baca Juga: Sosok Mak Goblek Sahabat Karib Angelina Sondakh Dipenjara

Karya puisi itu dia bacakan di dalam kendaraan ketika hendak pulang ke rumah. Sebelum bertemu dengan anak dan keluarganya, Angelina sempat flashback dengan membaca buku merah tersebut sambil menangis terisak-isak.

"Ini karya aku. Aku lupa ini ditulis tahun berapa. Tapi yang jelas kalau baca ini, aku nangis terus," ujarnya, seperti dikutip dari akun YouTube Keema Entertainment, Jumat (4/3/2022).

Berikut puisi tentang keadilan yang tertulis buku merah itu.

Suatu Senja

 

Duka di hati

Masih sama

Masih tertutup

Sejuta pertanyaan tak terjawab

Air mata pun tak membantu menjawab

Karena keadilan diperkosa

Dengan gairah mereka yang masih ingin berkuasa

 


Aku tak akan bisa memadukan kebenaran dan keadilan.

Sehingga otak ini tak lagi terangsang untuk tanya ada apa dengan keadilan?

 

Rasa haru sudah lenyap

Hilang tertutup tipu muslihat.

Tak tahu lagi, mana yang benar-benar ikhlas

Dan mana yang sandiwara

 

Di suatu senja

Entah di bulan ke berapa

Masih sama

Aku tak bisa menggugat.

 

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement