JENEWA - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas memberi nasihat kepada pemerintah tentang tantangan kesehatan masyarakat global memperbarui database polusi udaranya pada Senin (4/4) untuk pertama kalinya sejak 2018. Menurut informasi baru, 99% populasi dunia menghirup udara yang tidak memenuhi standar kualitasnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merevisi standarnya untuk polusi udara tahun lalu untuk menekankan urgensi tindakan pemerintah yang lebih banyak terhadap masalah ini. Dalam siaran pers pada Senin (4/4) yang menjelaskan pembaruan tersebut, WHO mengklaim bahwa bukti menunjukkan bahaya signifikan yang disebabkan oleh tingkat rendah dari banyak polutan udara dan berkembang pesat.
Organisasi tersebut memperkirakan bahwa tujuh juta kematian terjadi setiap tahun akibat paparan polusi udara ambien dan rumah tangga.
Baca juga:Â 5 Negara dengan Tingkat Polusi Terparah di Dunia, Separah Apa?
Basis data baru mencakup pengukuran dari 2.000 kota tambahan yang secara aktif memantau kualitas udara. Lebih dari 6.000 kota di 117 negara sekarang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Baca juga:Â Â 10 Kota di Indonesia dengan Polusi Udara Terburuk, Jakarta Nomor Berapa?
WHO mencatat bahwa 1.500 kota yang ditambahkan berada di negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang, yang dikatakan masih kurang dipantau dan lebih penuh dengan masalah kualitas udara. Jadi peningkatan nyata dalam porsi populasi dunia yang menghirup udara berkualitas buruk sudah diperkirakan.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News