WASHINGTON – Pentagon mengatakan pada Selasa (5/4), Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (Deplu AS) telah menyetujui potensi penjualan peralatan, pelatihan, dan barang-barang lainnya ke Taiwan untuk mendukung Sistem Pertahanan Udara Patriot dalam kesepakatan senilai hingga USD95 juta (Rp1,4 triliun).
Pentagon dalam sebuah pemberitahuan kepada Kongres mengatakan paket itu akan mencakup pelatihan, perencanaan, penerjunan, penyebaran, operasi, pemeliharaan dan pemeliharaan Sistem Pertahanan Udara Patriot dan peralatan terkait.
"Penjualan yang diusulkan ini melayani kepentingan nasional, ekonomi, dan keamanan AS dengan mendukung upaya berkelanjutan penerima untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," katanya.
Baca juga: Pentagon Akan Pensiunkan 33 F-22 Raptor, Bebaskan Dana untuk Penelitian Desain Jet Tempur Baru
“Penjualan yang diusulkan akan membantu mempertahankan kepadatan rudal penerima dan memastikan kesiapan untuk operasi udara. Penerima akan menggunakan kemampuan ini sebagai pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah air,” lanjutnya.
Baca juga: Taiwan Gelar Latihan Militer Dekat Daratan China
Pentagon mengatakan Raytheon adalah kontraktor utama untuk kemungkinan penjualan.
Kantor kepresidenan Taiwan mencatat ini adalah penjualan senjata ketiga yang diumumkan sejak Presiden as Joe Biden menjabat, dan menunjukkan sifat "kokoh" dari hubungan mereka.