WASHINGTON - China berada di ambang membuat terobosan dalam kemampuan senjata nuklirnya yang akan menjadi perubahan besar dalam keseimbangan keamanan global. Hal ini diungkapkan Laksamana Charles Richard, Kepala Komando Strategis Amerika Serikat (AS), telah menulis dalam kesaksian yang disiapkan untuk dengar pendapat di Capitol Hill, dikutip Bloomberg pada Senin (4/4).
Pejabat itu dijadwalkan bertemu dengan subkomite Alokasi Pertahanan DPR pada sidang tertutup pada Selasa (5/4). Richard percaya “ekspansi menakjubkan” China dari persenjataan nuklir strategisnya berarti risiko yang meningkat dengan cepat ke Washington.
Laksamana secara khusus mengacu pada uji peluncur hipersonik yang diluncurkan rudal balistik antarbenua yang dilakukan Beijing pada Juli 2021.
Operasi tersebut membuat kendaraan hipersonik terbang sekitar 40.000 kilometer selama lebih dari 100 menit.
Baca juga: Pentagon Peringatkan China Tingkatkan Persenjataan, Miliki 1.000 Hulu Ledak Nuklir
“Itu adalah jarak terjauh dan waktu penerbangan terlama dari sistem senjata serangan darat mana pun dari negara mana pun hingga saat ini,” katanya.
Baca juga: NATO Desak China Batasi Penyebaran Senjata Nuklir
Richard memperingatkan kemajuan teknologi di pihak China ini akan berarti implikasi serius bagi stabilitas strategis.
Dia menambahkan bahwa kemampuan dan strategi militer AS bergantung pada “asumsi bahwa pencegahan strategis, dan khususnya pencegahan nuklir, akan bertahan.”