Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Shanghai Unggah Video Hari-Hari Mengerikan dan Mencekam saat Lockdown Covid-19

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 19 April 2022 |14:59 WIB
Warga Shanghai Unggah Video Hari-Hari Mengerikan dan Mencekam saat <i>Lockdown</i> Covid-19
Shanghai lockdown akibat Covid-19 melonjak (Foto: TikTok)
A
A
A

SHANGHAI - Sebuah video viral di TikTok ketika seorang wanita terus mendokumentasikan pengalamannya hidup saat 'lockdown' Covid-19 di Shanghai ketika kota itu memerangi varian Omicron yang sangat menular.

TikToker @its__rochelle, yang nama depannya Rochelle, tinggal di Shanghai, China, dan pada akhir Maret lalu mulai memposting tentang penguncian yang mulai berlaku pada 28 Maret—yang pertama sejak dimulainya pandemic.

Video yang disebut penguncian "dystopian" mulai beredar pada bulan Maret lalu dan berlanjut hingga minggu ini termasuk dari @its__rochelle.

Pada Senin (11/4) sore, waktu setempat, Rochelle memposting video dari "lockdown day 10" yang disebutnya sebagai hari paling mengerikan sejauh ini. Video tersebut kini telah dilihat lebih dari 1 juta kali.

Baca juga: China Laporkan Kematian Pertama di Shanghai Usai Lockdown Akibat Covid-19 Melonjak, 3 Orang Meninggal

Menurut South China Morning Post, pada Minggu (10/4), Shanghai mencatat hampir 25.000 kasus baru infeksi Covid-19 pada hari kesembilan berturut-turut dari peningkatan jumlah kasus. Sejak pandemi Covid-19 dimulai lebih dari dua tahun lalu, virus tersebut telah membunuh jutaan orang di seluruh dunia.

Baca juga: Shanghai Lockdown Akibat Covid-19 Melonjak, Warga Frustasi dan Putus Asa

Rochelle menjelaskan dalam video yang diposting pada Senin (11/4) bahwa dia terbangun pada jam 04.00 waktu setempat karena seorang wanita tua berteriak minta tolong. Dia mengatakan warga lain dalam obrolan grup "kompleks"-nya mengatakan wanita itu "sakit jiwa" sementara satu orang berbagi bahwa mereka pernah melihatnya mengemis makanan sebelumnya.

Dia kemudian menunjukkan rekaman dirinya dan warga lainnya yang mengantre untuk dites Covid-19 dan tas warga yang telah diberikan oleh pemerintah berisi tes Covid19, obat-obatan, dan masker.

Dia menceritakan bahwa seorang tetangga mengatakan air kerannya terasa seperti "desinfektan" jadi dia memberi mereka beberapa air kemasan yang dia miliki.

Di kolom komentar, Rochelle memberikan sedikit lebih banyak konteks tentang apa yang dia saksikan di sekitarnya. Dia mengatakan kompleksnya seharusnya menerima paket makanan selama akhir pekan tetapi sejauh ini belum tiba.

Dia mengatakan dia telah mengetahui bahwa orang-orang di kompleks lain telah memasang rantai "sebenarnya" di pintu mereka dengan stiker yang dipasang di atasnya. Dia menunjukkan beberapa cuplikan dari ini dalam video.

"Saya sangat malu pada saat ini," tulisnya dalam komentar.

Dalam video lain, Rochelle membagikan layanan yang dia gunakan yang tampaknya mirip dengan Postmates atau Uber Eats di mana seseorang dapat disewa untuk menjalankan tugas. Dia mengatakan dia berhasil menggunakannya untuk mendapatkan beberapa botol air tetapi permintaan roti lainnya belum diterima.

Dalam sebuah video yang diposting dari "hari ke-9 penguncian" dia menunjukkan bahwa sampah dari gedungnya telah menumpuk karena tidak ada yang mengambilnya dalam empat hari.

Di kolom komentar video tersebut ia juga menjelaskan konsep "group buying" yaitu ketika warga dari kompleks yang sama memesan barang secara bersama-sama. Dalam pesanan baru-baru ini dia menerima 30 telur dari total pesanan 3.000 telur.

Rochelle menjelaskan bahwa "sangat sulit" untuk mengakses makanan di luar "pembelian kelompok" dan bahkan saat itu semuanya tertunda.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement