"Kenapa itu (dilakukan ekskavasi di Arca Dwarapala) yang ingin kita kejar, ekskavasi ini diharapkan mampu mendapatkan data posisi asli Dwarapala ini, apakah dia harus berada di sebelah barat struktur batu, atau sebelah timur struktur batu yang ada," ucap Ismail Lutfi.
Dari hasil ekskavasi yang berlangsung mulai 26 Juni sampai 5 Juli mendatang diharapkan adanya temuan data yang lebih akurat dengan menggali tanah sekitar dua arca tersebut. Data dari ekskavasi ini nantinya bakal menjadi narasi baru untuk arca yang diduga dibangun semasa Raja Kertanagara.
"Dengan didapat data yang akurat terhadap posisi asli Dwarapala, maka narasi yang akan dibangun selanjutnya itu akan berpijak kepada data itu tadi. Selama ini narasi yang muncul dugaan atau kira-kira, karena keberadaan Dwarapala benar-benar nyeleneh, secara pakem Dwarapala bisa, berhadapan, dan berada di depan gapura, atau menghadap pada satu titik yang sama tapi juga berada di depan gapura," terangnya.
Menurutnya, peletakan Arca Dwarapala dengan tinggi 3,7 meter, lebar 2,25 meter, dan diameter tebal 1,98 meter pada sebuah lapisan tanah biasa. Mengingat jika diletakkan di tanah tersebut, maka akan amblas karena beratnya arca.
Hal ini ditambah posisi keduanya yang dianggap tidak simetris, sebagaimana peletakan Arca Dwarapala pada umumnya untuk menjaga jalan menuju tempat bangunan suci.
"Jadi kalau kita berpikir mungkinkah tanah asli dari Dwarapala ada di bawah sana, itu kita harus mengejar tanah aslinya yang ada di bawah sana. Rata-rata di bawah satu meter kedalamannya untuk mendapatkan lapisan asli tanah pada waktu itu," tukasnya.
Baca juga: Penyerbuan Berdarah Kediri ke Istana Singasari Sisakan Duka bagi Gayatri
(Fakhrizal Fakhri )