"Tidak banyak orang yang sabar mendengar, hanya senang menyampaikan. Mari kita tradisikan budaya mendengar. Lalu ada fleksibilitas dan regulasi yang harus dipedomani," kata Khofifah.
Selanjutnya, Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut berpesan, tranformasi dari 4.0 menuju ke 5.0 bukan hanya sekedar belajar, namun haruslah membangun metode pembelajaran.
Sementara itu, bertepatan dengan bulan Kemerdekaan, Gubernur Jatim menambahkan, dengan diraihnya banyak penghargaan dari BKN kali ini dapat menjadi momentum untuk membangun nasionalisme serta integrasi dalam membangun bangsa.
"Penghargaan adalah bonus kerja keras yang dilakukan bersama. Terimakasih kepada Bupati Walikota, bahwa apa yang sudah dilakukan bersama ternyata mendapat apresiasi dari BKN yang luar biasa. Mohon saling menularkan ke tetangga kab/kota lainnya, sehingga kita maju bersama, dan bergerak bersama," ucap Khofifah.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Kepala BKN RI Supranawa Yusuf menambahkan, BKN RI mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur serta Kabupaten/Kota yang meraih banyak pengharagaan.
Waka BKN RI menambahkan, dengan diraihnya penghargaan bagi manajemen ASN dapat menjadi pendorong bagi instansi yang saat ini belum dapat memperbaiki manajemen ASN. Sehingga kepdepan dapat melaksanakan dengan lebih baik lagi.
"Penghargaan bukan target tapi bagaimana kita bisa melakukan pengelolahan sesuai dengan NSPK. Penhargaan ini merupakan stimulus supaya kita semua dapat mengoptimalkan kinerja pengelolahan di SDM masing-masing," kata Waka BKN RI.
Meski begitu, Supranawa juga mengaku bangga dengan progres perbaikan prestasi yang dilakukan Jawa Timur. Menurutnya hal tersebut juga menggembirakan lantaran adanya kenaikan prestasi signifikan dikarenakan pada tahun 2020 Jawa Timur hanya mendapatkan 9 penghargaan, 2021 sebanyak 11 penghargaan dan 2022 naik signifikan sebanyak total 32 penghargaaan.