NEW YORK – Pelaku penikaman penulis kontroversial Salman Rushdie didakwa dengan tuduhan percobaan pembunuhan dan penyerangan di pengadilan pada Sabtu (13/8/2022). Polisi masih berusaha menentukan motif di balik serangan yang mendapat kecaman dunia itu.
BACA JUGA:Â Penulis 'Ayat-Ayat Setan' Salman Rushdie Ditikam, Dunia Internasional Mengecam Keras
Hadi Matar, (24), dari Fairview, New Jersey, pada Jumat (12/8/2022) menyerbu ke atas panggung di Chautauqua Institution di barat New York, Amerika Serikat (AS) dan menikam Rushdie (75) yang akan memberikan kuliah tentang kebebasan artistik di sana. Rushdie, penulis kelahiran India, telah hidup dengan hadiah untuk nyawanya sejak novelnya tahun 1988 "The Satanic Verses" atau “Ayat-Ayat Setan” mendorong Iran untuk mendesak umat Islam untuk membunuhnya.
Rushdie diterbangkan ke rumah sakit dan, setelah berjam-jam operasi, dirawat dengan ventilator pada Jumat malam. Menurut agennya, Andrew Wylie, novelis itu kemungkinan akan kehilangan matanya dan mengalami kerusakan saraf di lengannya dan luka di hatinya,
Wylie tidak menanggapi pesan yang meminta pembaruan tentang kondisi Rushdie pada Sabtu, meskipun New York Times melaporkan bahwa Rushdie mulai berbicara
Matar pada Sabtu, mengaku tidak bersalah atas kedua dakwaan terhadapnya, menurut pengacara yang ditunjuk pengadilan, Nathaniel Barone, kepada Reuters.
BACA JUGA:Â Penulis 'Ayat-Ayat Setan' Salman Rushdie Bergantung pada Ventilator dan Tidak Bisa Bicara Usai Ditikam
Baik otoritas lokal maupun federal tidak memberikan rincian tambahan tentang penyelidikan penusukan pada Sabtu. Polisi mengatakan pada Jumat bahwa mereka belum menetapkan motif serangan itu.
Tinjauan penegakan hukum awal terhadap akun media sosial Matar menunjukkan bahwa dia bersimpati pada ekstremisme Syiah dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, meskipun tidak ada hubungan pasti yang ditemukan, menurut NBC New York.
IRGC adalah faksi kuat yang mengendalikan kerajaan bisnis serta pasukan elit bersenjata dan intelijen Iran, yang dituduh Washington melakukan kampanye ekstremis global.
Baca Juga: BuddyKu Festival, Generasi Muda Wajib Hadir
Follow Berita Okezone di Google News