3. Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro mempunyai nama kecil Raden Mas Ontowirjo. Ia lahir di Yogyakarta, 11 November 1785. Namanya mulai dikenal ketika memimpin Perang Diponegoro pada 1825-1830. Perang Diponegoro dimulai saat Belanda memasang tanda di tanah milik Diponegoro yang berada di desa Tegalrejo.
Selain itu, Belanda tidak menghargai adat istiadat setempat dan eksploitasi terhadap rakyat dengan pajak yang tinggi.
Pada Maret 1930, Belanda berhasil mendesak Pangeran Diponegoro di Magelang. Pangeran Diponegoro pun melakukan perundingan dengan Belanda di Magelang. Belanda meminta Pangeran Diponegoro untuk menghentikan perang, namun permintaan tersebut ditolak.
Pada 30 April 1830, Belanda memutuskan Pangeran Diponegoro diasingkan ke Manado. Kemudian pada 1834, Pangeran Diponegoro dipindah ke Makassar. Pada Januari 1855, Pangeran Diponegoro meninggal dunia.
4. Kapitan Pattimura
Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Maluku, 8 Juni 1783. Belanda yang menduduki Maluku saat itu banyak membuat masalah serta kesengsaraan rakyat Maluku. Belanda juga memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Selain itu, Belanda menguras pula kekayaan Maluku.
Hal ini yang membuat Kapitan Pattimura marah hingga bersedia melawan Belanda.
Di bawah kepemimpinannya, Benteng Duurstede di Saparua mampu direbut dari Belanda serta semua tentara tewas. Pattimura sempat dibawa ke Ambon oleh Belanda, di sana Belanda membujuk Pattimura untuk kerja sama, tetapi Pattimura menolak. Hal ini mengakibatkan marahnya Belanda hingga memutuskan untuk menghukum mati Pattimura. Pada Desember 1817, Pattimura tewas dihukum mati. (Tika Vidya Utami-Litbang MPI)
(Angkasa Yudhistira)