INDIA - Seorang CEO India dikritik setelah dia menyarankan agar karyawan baru di pekerjaan apa pun bekerja 18 jam sehari selama empat hingga lima tahun pertama karir mereka.
Shantanu Deshpande, pendiri Bombay Shaving Company, meminta pekerja muda untuk "mendewakan" pekerjaan dan menghindari "rona-dhona (menjilat)" dalam sebuah posting online.
Dalam posting LinkedIn-nya pada Selasa (30/8/2022), Deshpande mengatakan itu "terlalu dini" bagi kaum muda untuk mempertimbangkan menjaga keseimbangan kehidupan kerja di awal karir mereka.
Baca juga: Karyawan Dihukum Makan Telur Mentah karena Tidak Capai Target, Perusahaan Ini Tuai Kecaman
Media sosial (medsos) pun langsung ramai. Para warganet terlihat marah dalam komentarnya. Mereka menilai bos perusahaan itu mempromosikan "budaya kerja yang tidak sehat".
Seorang pengguna Twitter mengatakan Deshpande membenarkan "budaya kerja beracun" pada saat "PHK massal oleh perusahaan rintisan India telah menjadi norma."
Warganet lain memprotes jika Deshpande tidak mengatakan dia akan "membayar ekstra" kepada orang-orang yang bekerja lebih lama.
"Perusahaan memiliki kecenderungan untuk mengeksploitasi orang yang melakukan [bekerja berjam-jam]. Dalam banyak kasus menyebabkan kelelahan dini, berakhir pada orang yang membahayakan karir mereka," tulis warganet tersebut, dikutip BBC.
Menyusul kritik luas atas komentarnya, Deshpande menambahkan peringatan ke posting-nya.
"Ya, begitu banyak kebencian selama 18 jam sehari. Ini adalah proxy untuk 'memberikan segalanya dan kemudian beberapa'," tulisnya.
Dia juga mengatakan mereka yang bertanya-tanya tentang budaya kerja di perusahaannya dipersilakan untuk berbicara dengan karyawannya.
Komentar Deshpande datang pada saat istilah "berhenti diam-diam" telah muncul di media sosial. Istilah ini berarti hanya melakukan apa yang dituntut pekerjaan Anda dan tidak lebih. Ini dimulai dengan video oleh TikTokker Amerika yang menyarankan "pekerjaan bukanlah hidup Anda".
Wartawan BBC Perisha Kudhail menulis bahwa keseluruhan gerakan mungkin berasal dari China, di mana tagar #tangping yang sekarang disensor, yang berarti "berbaring datar", digunakan sebagai protes terhadap budaya jam kerja yang panjang.
Seperti diketahui, India memiliki undang-undang perburuhan yang kuat, tetapi para aktivis mengatakan para pejabat perlu berbuat lebih banyak untuk menerapkannya secara ketat.
Pada 2020, salah satu pendiri Infosys Narayana Murthy juga menghadapi kritik karena menyarankan agar orang India bekerja minimal 64 jam seminggu selama dua hingga tiga tahun untuk mengimbangi perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh penguncian virus corona.
Indeks Keyakinan Tenaga Kerja LinkedIn yang dirilis pada 2020 mengatakan dua dari lima profesional yang bekerja di India mengalami peningkatan stres dan kecemasan.
(Susi Susanti)