LONDON - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan hampir satu juta orang di Afghanistan, Ethiopia, Sudan Selatan, Somalia, dan Yaman terancam kelaparan pada tahun ini tanpa adanya bantuan, seiring memburuknya krisis pangan global.
Konflik lokal dan cuaca ekstrem tetap menjadi pendorong utama kelaparan akut. Dan tahun ini diperparah dengan ketidakstabilan ekonomi terkait dengan efek dari pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina.
Baca juga: 238 LSM Internasional di 75 Negara Peringatkan 1 Orang Mati Kelaparan per 4 Detik di Dunia
"Kekeringan parah di Tanduk Afrika telah mendorong orang-orang ke jurang kelaparan. Kerawanan pangan akut meningkat dengan cepat dan menyebar ke seluruh dunia. Tanpa respons kemanusiaan yang ditingkatkan secara besar-besaran, situasinya kemungkinan akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang," kata Kepala Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Rabu (21/9/2022), dikutip Antara.
Baca juga: Bos WHO Tidak Bisa Kirim Uang ke Saudaranya yang Kelaparan Akibat Perang Hebat Ethiopia
Meskipun harga komoditas pertanian global telah mencapai rekor tertinggi dalam beberapa bulan terakhir, harga pangan lokal di beberapa negara tetap tinggi dan berisiko naik kembali jika kesepakatan yang ditengahi PBB untuk meningkatkan pengiriman gandum dan pupuk Rusia dan Ukraina gagal.
Ukraina adalah eksportir biji-bijian terbesar keempat di dunia. Sedangkan Rusia menempati urutan ketiga untuk ekspor biji-bijian dan pertama untuk ekspor pupuk.