Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Wabah Kolera Renggut Lebih dari 60 Nyawa di Suriah

Rahman Asmardika , Jurnalis-Jum'at, 14 Oktober 2022 |14:58 WIB
Wabah Kolera Renggut Lebih dari 60 Nyawa di Suriah
Foto: Reuters.
A
A
A

BERLIN - Jumlah kasus kolera di Suriah meningkat tajam karena wabah telah menginfeksi ribuan orang di seluruh negeri, demikian diumumkan Caritas International.

Dalam siaran pers pada Rabu, (12/10/2022) organisasi yang berbasis di Jerman mengatakan "sangat prihatin" tentang tren tersebut, mencatat bahwa wabah itu "sangat tidak biasa di Timur Tengah dan di Suriah" dan merupakan gejala yang jelas dari "perkembangan bencana" di negara itu.

“Kemiskinan yang telah tumbuh selama bertahun-tahun dan kondisi higienis yang buruk, di mana para pengungsi dan orang-orang terlantar khususnya harus hidup, adalah tempat berkembang biak di mana penyakit khas kemiskinan ini sekarang menyebar,” kata Kepala Divisi Timur Tengah Caritas International, Christoph Klitsch-Ott memperingatkan, sebagaimana dilansir RT.

Menurut Caritas, setidaknya 13.059 orang di Suriah telah terinfeksi penyakit ini sejak awal September, dan lebih dari 60 orang secara resmi meninggal karena gejala utama kolera – diare dan muntah. Diyakini bahwa tangki air minum yang tercemar dan sayuran yang terkontaminasi adalah penyebab utama di balik wabah tersebut.

Caritas mencatat bahwa perang 12 tahun terakhir di Suriah telah merusak infrastruktur sanitasi negara itu, karena sekira 13 juta orang saat ini tidak memiliki akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi. Tercatat bahwa situasinya sangat menghancurkan di kamp-kamp pengungsi, di mana orang dipaksa untuk tinggal di ruang terbatas dan memiliki akses terbatas ke sumber air yang aman.

Sementara organisasi nirlaba telah melakukan upaya untuk mendistribusikan air minum bersih dan desinfektan di daerah-daerah yang terkena dampak parah di negara itu, dikhawatirkan penyakit itu dapat terus menyebar, tidak hanya di Suriah tetapi di seluruh Timur Tengah, menurut Klitsch-Ott.

Bulan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memperingatkan wabah kolera di sekira 26 negara di seluruh dunia, menyatakan bahwa tingkat kematian rata-rata tahun ini tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.

Pemimpin tim WHO untuk penyakit kolera dan diare epidemi, Philippe Barboza, meminta negara-negara untuk “bertindak sekarang” untuk mencegah penyebaran penyakit lebih jauh, dan menemukan cara untuk memproduksi lebih banyak vaksin kolera dan memperluas akses ke antibiotik dan air bersih.

Kolera adalah penyakit diare akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada usus. Orang cenderung tertular penyakit ini ketika mereka menelan makanan atau air yang terkontaminasi bakteri kolera. Infeksi diyakini mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia setiap tahun tetapi, dalam kebanyakan kasus, gejalanya ringan atau tidak ada sama sekali. Namun, jika tidak diobati, penyakit ini dapat dengan cepat mengancam jiwa, terutama bagi orang tua dan juga orang yang menderita dehidrasi.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement