JAKARTA - Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) merupakan pasukan elite di matra Angkatan Laut (AL) TNI. Denjaka merupakan gabungan dua pasukan elite, yaitu Kopaska dan Yontaifib.
Semula, detasemen dibentuk untuk penanggulangan teror aspek laut TNI AL. Selain menjaga keamanan perairan Indonesia, pasukan antiteror ini juga bisa diandalkan di segala medan, seperti darat maupun udara.
BACA JUGA:DPD Perindo Kota Cirebon: KPU Menyatakan Verifikasi Faktual Penuhi Syarat
Tak sembarang prajurit dapat tergabung ke dalam tim ini. Untuk membentuk seorang prajurit Denjaka diperlukan seleksi yang keras dan ketat. Mereka yang menjadi bagian pasukan ini ini telah menjalani pelatihan sangat berat selama 6 bulan.
Tidak heran, hanya 50 prajurit pilihan yang lulus tergabung ke dalam pasukan yang memiliki semboyan "Satya Wira Dharma".
BACA JUGA:Terseret Banjir Bandang Siswi di Bali Ditemukan Tewas
Dilatih fisik dan mental
Setiap calon prajurit Denjaka mengikuti pendidikan di bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan. Mereka juga ditempa di Puslatpur Situbondo, Jawa Timur. Calon prajurit tak hanya dilatih fisik, namun juga mental. Setiap prajurit wajib menguasai berbagai operasi tempur, seperti penyusupan dengan berbagai medan, baik di laut, sungai, maupun hutan.
Mereka yang lolos menjadi prajurit Denjaka pastilah memiliki tubuh yang tahan banting dan kecerdasan yang luar biasa. Karena saat pendidikan, mereka akan ditempa melebihi batas kemampuan manusia biasa.
Ketika pendidikan, mereka juga harus menyelamatkan diri setelah dibuang ke laut lepas. Mereka juga dilatih menyelamatkan diri dengan cara diikat tangan dan kaki di dalam air diri dalam hitungan menit.