Meski demikian, pihaknya telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada sejumlah warga untuk bersiaga dan menyiapkan posko evakuasi di SDN 4 Supiturang dan SMP setempat. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait dengan melakukan pemantauan melalui CCTV terkait aktivitas kegempaan gunung tertinggi di Pulau Jawa ini.
"Saya minta warga jangan panik dan terus waspada, seandainya seperti itu sudah difasilitasi sama pihak terkait, sudah ada CCTV jadi bisa terpantau," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru dilaporkan melontarkan Awan Panas Guguran (APG) sebanyak tiga kali pada Rabu sore (9/11/2022).. Jarak luncuran APG terjauh mencapai 4,5 kilometer dari puncak ke arah Besuk Kobokan.
Saat ini Gunung Semeru berada pada status level III siaga. BPBD Lumajang mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dengan aktivitas Gunung Semeru yang fluktuasi atau naik turun. Apalagi status Gunung Semeru hingga Rabu ini masih berada di Level III atau siaga.
Masyarakat pun diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Selain itu, sesuai instruksi dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Termasuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Terakhir masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
(Awaludin)