JAKARTA – Sejumlah peristiwa penting dan bersejarah terjadi pada 11 November. Peristiwa bersejarah yang berlangsung hari ini di antaranya Perundingan Linggarjati dan lahirnya Pangeran Diponegoro.
Okezone pun merangkum sejumlah peristiwa bersejarah pada hari ini:
1. Pangeran Diponegoro Lahir
Bendara Pangeran Harya Dipanegara alias Pangeran Diponegoro lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta pada 11 November 1785. Pahlawan nasional itu memimpin perang Jawa pada 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia.
Diponegoro meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan pada 8 Januari 1855 dalam usia 69 tahun.
Baca juga: Kiprah Bung Tomo Sebelum Pertempuran November 1945, dari Diplomasi hingga Politik
2. Perundingan Linggarjati
Perundingan Indonesia dan Belanda di Linggarjati, Jawa Barat dimulai pada 11 November 1946, menghasilkan persetujuan mengenai status kemerdekaan Indonesia. Hasil Perundingan Linggarjati ditandatangani di Istana Merdeka, Jakarta pada 15 November 1946 dan diteken secara sah oleh kedua negara pada 25 Maret 1947.
Baca juga: Mengungkap Cara Beethoven yang Tuli Menciptakan Karya Musik Paling Hebat dalam Sejarah
3. Yasser Arafat Wafat
Muhammad Yassir Abdul Rahman Abdul Rauf Arafat al-Qudwa alias Yasser Arafat seorang negarawan Palestina. Ia meninggal dunia pada 11 November 2004 dalam usia 75 tahun. Yasser Arafat dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang Palestina melawan kesewenangan Israel.
Yasser Arafat pernah menjadi Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Presiden Otoritas Nasional Palestina (PNA), pemimpin partai politik dan pendiri pasukan milisi Fatah.
4. Akademi Militer Diresmikan
Presiden Soekarno meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer (Akmil) Nasional pada 11 November 1957 di Magelang, Jawa Timur, setelah sempat tutup.
Mulanya, pada 31 Oktober 1945, Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo pernah mendirikan Militaire Academie Yogyakarta, cikal bakal Akmil. Namun, usai meluluskan dua angkatan, sekolah ini tutup.
Namun, saat itu di beberapa daerah berdiri Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi sumber daya Angkatan Bersenjata RI, hingga akhirnya muncul ide menghidupkan lagi Akmil.
(Fakhrizal Fakhri )