Hu mengatakan dia telah bersama suaminya sejak dia berusia 15 tahun dan melahirkan putri pertama mereka pada 2014 ketika dia berusia 17 tahun.
Dia menuduh bahwa suaminya sering memukulinya dan berselingkuh saat dia hamil anak kedua mereka.
Dia mengatakan pasangan itu telah sepakat bahwa semua anak mereka akan terus tinggal bersama Hu setelah perceraian dan suaminya akan membayar 1.000 yuan (Rp2 juta) per bulan untuk tunjangan anak.
“Bagaimanapun, dia masih memiliki hati nurani. Saya pikir dia tidak akan memberikan satu sen pun untuk putrinya,” terangnya.
“Saya harus bekerja keras dan hidup hemat agar bisa membayar uang sekolah anak saya,” lanjutnya.
Pasangan itu berencana untuk kembali ke kampung halaman mereka di Guizhou di mana mereka menjadi penduduk tetap pada akhir tahun untuk mendaftarkan perceraian mereka. Di China, aplikasi perceraian hanya dapat diproses di kota tempat pemohon adalah penduduk tetap.