Share

Ratusan Anak di Bantul Positif TBC, Kasus Kematian Capai 1,5 Persen

Yohanes Demo, MNC Portal · Rabu 21 Desember 2022 22:06 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 21 510 2731800 ratusan-anak-di-bantul-positif-tbc-kasus-kematian-capai-1-5-persen-C3AVzliX4W.jpg Ilustrasi/Foto: Freepik

BANTUL - Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dalam kurun waktu Januari hingga November 2022 tercatat kasus baru penyakit Tuberkulosis atau TBC mencapai 1.216. Jumlah tersebut ditemukan di seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Bantul.

Dari jumlah tersebut, 619 di antaranya adalah kasus TBC pada anak dan 12 kasus pasien risesten obat. Angka 1.216 kasus tersebut masih 50 persen dari estimasi 2.431 kasus TBC di Bantul sehingga masih banyak orang dengan TBC yang masih belum ditemukan dan diobati.

 BACA JUGA:Cara Membedakan Batuk Covid-19 dan TBC Anak, Ayah Wajib Baca!

Kepala Dinas Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengatakan, merujuk dari data tersebut, rerata kasus baru TBC satu hari mencapai 6-7 kasus.

"Untuk kasus TBC pada anak beruntungnya tidak akan menularkan kepada orang lain, namun justru anak itu yang tertular TBC," katanya, Rabu (21/12/2022).

 BACA JUGA:Waspada! 100 Ribuan Warga Jabar Tertular TBC, Terbesar di Indonesia

Dari jumlah itu, ditemukan 1,5 persen angka kematian pada pasien TBC. Agus mengatakan, temuan 1.216 kasus TBC baru di Bantul sejalan dengan temuan kasus di nasional pada tahun 2021 di mana estimasi temuan TBC mencapai 969.000 kasus, namun baru ditemukan sebanyak 443.235 kasus baru, dengan jumlah kematian mencapai 15.186 kasus.

"Kalau kasus kematian akibat TBC di Bantul masih dalam kisaran 1 hingga 1,5 persen dari total kasus TBC di Bantul," ungkapnya.

Agus mengatakan, kasus TBC seperti halnya Covid-19 sehingga untuk memutus penularan harus menemukan sumber penularnya. Dengan masih tingginya kasus TBC yang belum terungkap ini maka, Agus mengatakan penyakit TBC masuk kedalam lima prioritas pokok masalah kesehatan yang harus disegera dientaskan.

"Tentu untuk mengungkap kasus TBC ini tidak mudah karena masih ada 50 persen kasus yang belum terungkap dan berpotensi menyebarkan kepada orang lain seperti halnya kasus Covid-19. Ketika sumbernya tidak ditemukan ya bagaimana untuk menyelesaikannya," kata dia.

Follow Berita Okezone di Google News

Untuk itu, pihaknya telah gencar screening awal terhadap pasien berobat yang diduga terpapar TBC. Termasuk pasien anak-anak dan lansia.

"Seperti dalam penanggulangan penularan COVID-19 maka 3T harus terus digencarkan agar pisa memotong mata rantai penularan dan sumber penularan diobati," tandasnya.

Di sisi lain, ia mengatakan saat ini Dinas Kesehatan Bantul harus menghadapi masalah di mana banyak pasien putus berobat sehingga menimbulkan pasien resistens terhadap obat. Pada tahun 2021, tercatat pasien resisten mencapai 3,93 persen.

"Sebab pasien yang putus berobat akan mengulang kembali dalam mengkonsumsi obat sehingga waktu pasien akan sembuh menjadi semakin lama," terangnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Bantul, Hanung Raharjo mengatakan, untuk menanggulangi kasus TBC yang masih menjadi fenomena gunung es perlu adanya kerjasama antar pihak.

"Kita yang ada di DPRD Bantul tentunya akan mendukung dari sisi penganggaran untuk penemuan kasus baru TBC dan pengobatan bagi pasiennya. Karena kita tahu bahwa pengobatan pasien TBC sudah gratis namun terkadang masyarakat enggan untuk memanfaatkannya," ucapnya.

Menurutnya, hal masih menjadi kendala dalam menemukan orang terpapar TBC karena masih banyak masyarakat yang menganggap TBC sebagai aib sehingga harus disembunyikan.

"Anggapan-anggapan seperti ini masih banyak ditemukan di tengah-tengah masyarakat," kata dia.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini