Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berani Konfrontasi dengan Jenderal Kopassus, Kapolri Ahli Tempur Ini Disegani Panglima TNI

Tim Okezone , Jurnalis-Jum'at, 30 Desember 2022 |07:53 WIB
Berani Konfrontasi dengan Jenderal Kopassus, Kapolri Ahli Tempur Ini Disegani Panglima TNI
Anton Soedjarwo/Tangkapan layar media sosial
A
A
A

JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol (Purn) Anton Soedjarwo disegani Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) LB Moerdani. Pasalnya dia berani menolak gagasan jenderal Kopassus tersebut yang menginginkan Brigade Mobil (Brimob) atau Mobile Brigade (Mobbrig) menjadi bagian TNI AD. LB Moerdani beralasan karena kualifikasinya sama dengan prajurit infanteri.

Melansir buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, penulis Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, Jumat (30/12/2022), sejak penolakan itu LB Moerdani segan dengan karisma Anton.

Bahkan, Panglima ABRI tidak ingin berlarut-larut memaksakan ide karena menghormati Anton yang sama-sama pernah menjadi Tentara Pelajar dan mempunyai Bintang Gerilya. Sebelum menjabat Kapolri, Anton menjabat Komandan Korps Brimob pada tahun 1974.

(Baca juga: Garang di Medan Perang, Jenderal Kopassus Ini Ternyata Romantis Rendam Kaki Kekasihnya dengan Air Hangat)

Ayah dari Rudi Soedjarwo yang merupakan sutradara film terkenal ini sangat disegani tidak hanya terbatas di kalangan Polri dan Brimob saja melainkan juga institusi TNI. Anton dijuluki komandan legendaris lantaran memiliki pengalaman tempur langsung di lapangan meski pengalaman tersebut diperoleh ketika menjadi pejuang di masa revolusi.

Anton merupakan perwira jebolan Sekolah Ranger Amerika Serikat tahun 1960. Dia pernah memimpin pasukan Pelopor yang tergabung dalam RTP I tahun 1962 dalam Operasi Trikora. Ketika menjabat Komandan Resimen dengan pangkat Komisaris Besar (Kolonel), Anton mengintrodusir pendidikan Bala (Rimba Laut).

Bala merupakan pendidikan khusus untuk mendapatkan kualifikasi tempur di laut, udara, dan darat. Pendidikan yang dimulai tahun 1964 ini diberikan dengan materi terjun HAHO (High Altitude High Openned), pendaratan amfibi, dan pertempuran hutan tingkat lanjut di Pulau Bawean.

Pada masa kepemimpinan Anton, Resimen Pelopor juga mempunyai BTC (Battle Training Centre) di beberapa Sekolah Polisi. Terdapat beberapa perwira Polri dari Brimob atau Mobbrig yang mendapatkan kursus infanteri lanjut di Fort Lavenworth dan Fort Bragg di Amerika Serikat, salah satunya Anton Soedjarwo yang saat itu berpangkat Inspektur.

Mereka terpilih mengikuti pendidikan infanteri karena Presiden Soekarno sengaja tidak mengirim “para pesaingnya” dari perwira Angkatan Darat. Perwira Polri yang mendapat pendidikan di AS adalah Tentara Pelajar sehingga Soekarno mempunyai argument kuat untuk mengirim mereka.

Anton juga pernah membentuk Detasemen Khusus (Densus) Alap-Alap untuk operasi infiltrasi ke Timor Timur. Ketika itu, Anton masih berpangkat kolonel. Densus ini terdiri dari satu kompi Brimob eks Resimen Pelopor di Kelapa Dua dan beberapa mantan anggota Pelopor dari berbagai kesatuan di Polda Metro Jaya.

Pembentukan Densus ini sangat terburu-buru sehingga anggotanya kurang memiliki kualifikasi untuk diterjunkan dalam pertempuran.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement