Setelah itulah, terang Saerah, kondisi kejiwaan Safitri kembali memburuk dan pada akhirnya dia dinyatakan mengalami gangguan jiwa.
Melihat kondisi yang dialami Safitri, lanjut Saerah, pihak keluarga pun tidak tinggal diam dengan membawanya berobat ke berbagai tempat, namun hasilnya tetap nihil dan Safitri belum dapat disembuhkan hingga sekarang.
"Kami pihak keluarga sudah membawanya kemana-mana tapi tetap tidak sembuh-sembuh juga," terang dia.
Saerah menuturkan, Safitri mulai dikurung sejak tahun 2010 dengan alasan sering kabur dari rumah. Bahkan, Safitri juga pernah sekali memukul orang hingga terluka dan dilarikan ke rumah sakit.
"Adik saya ini dulu pernah memukul orang menggunakan kayu hingga dilarikan ke rumah sakit. Kami sebagai keluarga pun akhirnya dimintai ganti rugi," tutur dia.
Tidak hanya itu, disampaikan Saerah, Safitri juga kerap kali masuk ke rumah tetangga tanpa sepengetahuan pemilik rumah dan memakan makanan yang ada di dalamnya. Jika ada anak kecil, Safitri juga acap kali mencubit pipinya hingga anak itu menangis.
"Berawal dari situlah, akhirnya kami pihak keluarga memutuskan untuk mengurung Safitri di dalam ruangan ini," ujar dia.
Namun demikian, Saerah tidak putus asa dan masih tetap berharap menemukan jalan kesembuhan bagi adik kandungnya tersebut. "Harapan saya adik saya bisa sembuh," ucap dia.
(Widi Agustian)