JAKARTA - Selebgram Ajudan Pribadi yang bernama asli Akbar Pera Baharuddin sedang menjadi perbincangan setelah tersandung kasus dugaan penipuan dan penggelapan uang.
Diberitakan sebelumnya, penipuan dan penggelapan uang tersebut dilakukan dengan modus jual beli mobil mewah senilai Rp1,35 miliar.
Nama Ajudan Pribadi dikenal karena gaya hidupnya yang mewah dan sering ia bagikan di media sosial.
Ia juga kerap memamerkan foto-foto kebersamaannya dengan para pejabat di Indonesia.
Diketahui, ia bisa mencapai di titik sekarang karena ia bekerja sebagai ajudan dari Sekjen Asosiasi Jasa Konstruksi Nasional (Gapensi) Andi Rukman Karumpa.
Namanya semakin melambung saat ia mendapat undangan ke pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution di Solo beberapa tahun yang lalu.
Namun dahulu kehidupan Ajudan Pribadi jauh dari kata mewah. Ia sempat menceritakan perjalanan hidupnya kepada Denny Cagur.
Ajudan Pribadi terpaksa berhenti sekolah saat kelas 2 SMP lantaran keterbatasan biaya. Di usia belasan tahun, ia sempat bekerja sebagai kuli bangunan di Palopo.
"Di situlah awal saya pertama punya motor, saya cicil dari kuli bangunan," kata Ajudan Pribadi.
Selain jadi kuli bangunan, Akbar kecil juga menjajal pekerjaan pemulung bersama sang nenek. Saat itu dia masih sangat kecil, ketika duduk di kelas 6 SD.
Apapun seolah dilakukan Akbar selama menghasilkan uang. Ia berjualan kacang di dekat lapangan golf di Makassar, Sulawesi Selatan.
Setelah itu dia sering memijit orang-orang kaya yang bermain golf. Keterampilannya memijit mempertemukan dia dengan Andi Rukman Karumpa, yang kelak menjadi atasannya.
"Dia bilang, 'Enak juga pijat kamu'. Kemudian dia ngomong 'Nomor kamu berapa'. Aku kasih tukeran nomor HP sama bos yang dipijat itu," kata Akbar.
Andi Rukman Karumpa kemudian membawa Akbar ke Jakarta. Mulanya, dia hanya bekerja jadi tukan bersih-bersih lantaran Andi saat itu masih memiliki ajudan pribadi.
Akbar kemudian diminta menggantikan posisi sebagai ajudan pribadi Andi gara-gara ajudan sebelumnya tidak jujur. Dari sanalah, hidup Akbar berubah 180 derajat.
"Ajudan satu ini suka curi dolar enggak jujur, jadi dipecat. Mau cari ajudan militer polisi engga mau dia (majikan). Akhirnya saya jadi ajudan," kata Akbar.
(Natalia Bulan)