“Isi saja sendiri, nanti saya tanda tangan,” jawab Gus Dur.
“Maksudnya, Gus?,” tanya Aam lagi.
“Iya, kalian isi saja sendiri nilainya,” terang Gus Dur.
“Waduh,” kata Aam spontan.
Aam pun kembali menemui teman-teman sekelasnya sambil membawa lembar penilaian. Pertama-tama dia datangi Fachry Ali yang dianggap paling pintar di kelas.
“Fachry, kamu mau nulis nilai apa?
“Aku B saja,” jawab Facry Ali datar.
Lalu Aam menemui Iqbal Saimima yang juga dikenal pandai. Sama seperti Fachry, Iqbal pun memilih nilai B.