NEW YORK - Setelah naik 30 pound (13,6 kg) selama pandemi Covid-19, Sersan Staf Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Daniel Murillo akhirnya kembali ke kondisi tempur.
Penguncian pandemi yang sangat lama, bekerja selama berjam-jam di laptopnya, dan stres yang meningkat membuat Murillo, 27, terus mengguyah kue dan keripik di barak di Fort Bragg di Carolina Utara. Gym ditutup, latihan terorganisir ditiadakan, dan motivasi Murillo untuk berolahraga sendiri dirasa sangat rendah.
"Saya bisa merasakan perubahan ini,” terangnya. Murillo, yang tingginya sekitar 5 kaki, 5 inci (165 sentimeter) dan beratnya mencapai 192 pon, merasa tubuhnya lebih besar.
“Seragamnya lebih ketat,” lanjutnya.
“Kami melakukan dua kali lari seminggu, 4 hingga 5 mil,” ujarnya.
“Beberapa pagi saya ingin berhenti, tetapi saya bertahan di sana,” lanjutnya.
Perlahan, selama berbulan-bulan, Murillo mampu membalikkan lintasan. Sekarang, BMI-nya hanya lebih dari 27, yang termasuk dalam standar Departemen Pertahanan.
Murillo bukan satu-satunya anggota layanan yang berurusan dengan bobot tubuh ekstra. Penelitian baru menemukan bahwa obesitas di militer AS melonjak selama pandemi. Di Angkatan Darat saja, hampir 10.000 tentara aktif mengalami obesitas antara Februari 2019 dan Juni 2021, mendorong angka tersebut menjadi hampir seperempat dari tentara yang diteliti. Peningkatan juga terlihat di Angkatan Laut AS dan Marinir.