SUDAN – Ketegangan yang terjadi di Sudan antara tentara dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) masih terjadi. Keduanya masih saling menyerang memperebutkan istana kepresidenan, TV negara, dan markas tentara.
Penduduk Khartoum mengatakan kepada BBC tentang kepanikan dan ketakutan mereka, salah satunya menggambarkan peluru ditembakkan ke rumah sebelah.
Di Khartoum, orang-orang difilmkan melarikan diri dan berlindung saat asap hitam membubung di atas kota.
Seorang wartawan Reuters mengatakan ada kendaraan lapis baja di jalanan. Sedangkan video menunjukkan sebuah pesawat sipil terbakar di bandara Khartoum. Maskapai penerbangan Saudi Saudia mengatakan salah satu Airbusnya diserang.
Saudia dan EgyptAir telah menangguhkan penerbangan ke Khartoum dan negara tetangga Chad telah menutup perbatasannya dengan Sudan.
"Kami tidak punya listrik," kata seorang dokter Inggris-Sudan yang mengunjungi kerabat di Khartoum kepada BBC.
"Panas. Kami tidak mampu membuka jendela, suaranya memekakkan telinga,” lanjutnya.
"Penembakan masih berlangsung dan orang-orang tinggal di dalam rumah - ada begitu banyak kepanikan dan ketakutan,” ungkap saksi mata lain yang berbicara kepada BBC melalui saudara perempuannya yang berbasis di Kenya.
Warga tidak menyangka akan terjadi bentrokan. Banyak yang terjebak dalam perjalanan, dengan jembatan dan jalan ditutup dan banyak sekolah dikunci.
Duaa Tariq berbicara kepada BBC ketika sebuah pesawat militer terbang di atas gedungnya. "Mereka menembakkan peluru tajam ke atap rumah sebelah dan kami baru saja berlindung," katanya.
Perebutan kekuasaan antara tentara Sudan dan pasukan paramiliter itu telah menewaskan 27 orang dan hampir 200 terluka.
Di antara yang tewas adalah tiga pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang ditembak setelah kedua belah pihak baku tembak di sebuah pangkalan militer.
Seperti diketahui, pertempuran terjadi antara unit-unit tentara yang setia kepada pemimpin de facto, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Wakil pemimpin Sudan, Mohamed Hamdan Dagalo yang juga dikenal sebagai Hemedti.
Jenderal Dagalo mengatakan pasukannya akan terus berperang sampai semua pangkalan militer direbut.
Sebagai tanggapan, angkatan bersenjata Sudan mengesampingkan negosiasi "sampai RSF paramiliter dibubarkan".
Jenderal menjalankan Sudan melalui Dewan Berdaulat. Jenderal Burhan adalah presidennya, sedangkan Hemedti adalah wakil presidennya.
(Susi Susanti)