ARGENTINA - Pengadilan banding Argentina mengungkap akan mengadili tenaga medis yang menangani Diego Maradona selama menjalani perawatan. Para tenaga medis itu dituduh bertanggung jawab atas kematian sang legenda sepak bola dunia.
Reuters mengutip laporan media Argentina mengungkap para tenaga medis itu didakwa melakukan pembunuhan dengan kelalaian.
Pesepakbola hebat yang memimpin Argentina meraih gelar Piala Dunia kedua pada 1986 itu meninggal pada usia 60 pada November 2020 karena gagal jantung setelah menjalani operasi otak beberapa hari sebelumnya.
BACA JUGA:
Sebuah pengadilan di San Isidro, sebuah kota di pinggiran Buenos Aires, menolak banding pembelaan untuk dakwaan yang lebih ringan dan menguatkan dakwaan lama oleh jaksa penuntut atas "pekerjaan sembrono dan tidak efisien" dalam perawatan mantan pemain Boca Juniors dan Napoli.
Prosesnya tidak mungkin dimulai sampai tahun depan dan para terdakwa dapat menghadapi hukuman penjara mulai dari delapan hingga 25 tahun, kata laporan itu.
Sebelumnya, sang legenda sepak bola lapangan hijau ditemukan tak bernyawa di tempat tidur dua pekan setelah operasi. Ia meninggal di rumah sewaan kawasan eksklusif Buenos Aires tempat dia dibawa setelah keluar dari rumah sakit.
Maradona ditemukan meninggal karena serangan jantung.
Ahli bedah saraf Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov dan enam tenaga media lainnya sempat mengajukan banding atas keputusan tahun 2022 tersebut.
BACA JUGA:
Kedelapan terdakwa mengajukan banding ke pengadilan di San Isidro, barat laut Buenos Aires. Mereka harus berurusan dengan hukum atas tuduhan melakukan pembunuhan tidak disengaja.
Jaksa menuduh para profesional medis itu terlibat dalam perawatan pasien di rumah yang kurang layak dan ceroboh.
( Muhammad Fadli Rizal)