TEHERAN - Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan bahwa setiap tindakan permusuhan dari Israel “akan menyebabkan kehancuran Haifa dan Tel Aviv”. Berbicara pada parade militer tahunan, pada Raisi meminta Amerika Serikat (AS) dan pasukan “ekstra-regional” lainnya untuk meninggalkan Timur Tengah demi kebaikan mereka sendiri.
Menyampaikan sambutannya saat kendaraan lapis baja meluncur dan jet tempur terbang di atas kepala, Raisi Selasa, (18/4/2023) menandai Hari Angkatan Darat tahunan Iran dengan menyatakan bahwa “langkah permusuhan terkecil” dari “rezim Zionis” di Israel akan “menyebabkan kehancuran Haifa dan Tel Aviv,” menurut laporan kantor berita Tasnim.
Para pemimpin Iran sering menggunakan Hari Tentara untuk membuat ancaman bombastis terhadap Israel dan AS. Tahun lalu, Raisi mengeluarkan peringatan serupa, mengatakan bahwa angkatan bersenjata Iran akan menargetkan “pusat rezim Zionis” jika Israel membuat “langkah terkecil melawan bangsa Iran.”
Namun, pidato tahun ini datang di tengah ketegangan yang lebih tinggi dari biasanya antara kedua kekuatan regional tersebut. Iran menyalahkan Israel atas serangan pesawat tak berawak di pabrik militer pada Februari, sementara Israel menuduh Iran melanggar wilayah udaranya dengan pesawat tak berawak awal bulan ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berulang kali memperingatkan bahwa Iran berada di ambang pengayaan uranium tingkat senjata, menyatakan bahwa "perang nuklir yang mengerikan" akan terjadi jika Iran mengembangkan senjata atom.
Teheran menyangkal sedang mengembangkan senjata nuklir, dan dilaporkan telah menolak upaya AS untuk membicarakannya kembali ke kesepakatan di mana ia akan membekukan pengayaan dengan imbalan keringanan sanksi.
Dalam pidato Selasa, Raisi menuding AS sebagai kekuatan destabilisasi di Timur Tengah.
“Pasukan ekstra-regional dan Amerika harus meninggalkan kawasan itu secepat mungkin, karena itu akan menguntungkan diri mereka sendiri dan kawasan itu,” katanya sebagaimana dilansir RT.
Sementara Arab Saudi sering menjadi sasaran retorika Teheran, pidato Raisi tidak menyebutkan Riyadh. Namun, presiden mengatakan bahwa angkatan bersenjata Iran "dengan hangat berjabat tangan dengan negara-negara kawasan" yang bersedia bekerja sama dalam masalah keamanan bersama, kemungkinan merujuk pada detente yang ditengahi China baru-baru ini antara kedua negara.
(Rahman Asmardika)