Kematian Anadith hanya berselang satu minggu dari kematian seorang remaja Honduras berusia 17 tahun, Ángel Eduardo Maradiaga Espinoza, yang bepergian seorang diri. Ia meninggal dalam tahanan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.
Seperti diketahui, dalam beberapa minggu terakhir, AS telah berjuang keras mengatasi lonjakan jumlah migran yang datang ke perbatasan selatan Amerika. Mereka berharap dapat memasuki wilayah Amerika setelah berakhirnya “Title 42,” aturan yang membatasi migrasi selama perebakan luas pandemi.
Patroli Perbatasan minggu lalu mulai membebaskan para migran di Amerika tanpa pemberitahuan untuk datang ke pengadilan imigrasi, alih-alih memerintahkan mereka melapor ke kantor imigrasi dalam waktu 60 hari. Langkah itu menghemat waktu untuk pemrosesan, sehingga mereka dapat membuka ruang-ruang di fasilitas penahanan. Seorang hakim federal di Florida memerintahkan diakhirinya kebijakan membebaskan migran dengan cepat itu.
Pada 10 Mei atau satu hari sebelum berakhirnya “Title 42,” Patroli Perbatasan menahan 28.717 migran. Menurut dokumen-dokumen pengadilan, jumlah ini dua kali lipat dari dua minggu sebelumnya. Hingga hari Minggu (14/5) jumlah migran turun 23% menjadi 22.259, tetap tinggi dibandingkan pada hari-hari biasa.
Waktu yang dihabiskan para migran dalam tahanan rata-rata adalah 77 jam, lima jam lebih lama dibandingkan dengan waktu maksimum yang diizinkan berdasarkan kebijakan badan itu.
(Susi Susanti)