JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol (Purn) Anton Soedjarwo disegani Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) LB Moerdani.
Sebab, ia berani menolak usulan jenderal Kopassus itu yang menginginkan Brigade Mobil (Brimob) atau Mobile Brigade (Mobbrig) menjadi bagian TNI AD. LB Moerdani menyebut kualifikasinya sama dengan prajurit infanteri.
Dalam buku Resimen Pelopor (Edisi Revisi), Pasukan Elite Yang Terlupakan, Anton Agus Setyawan dan Andi M Darlis, menyebut sejak penolakan itu LB Moerdani segan dengan karisma Anton.
Bahkan, Panglima ABRI itu tidak ingin memaksakan ide karena menghormati Anton. Apalagi mereka sama-sama pernah menjadi Tentara Pelajar dan mempunyai Bintang Gerilya. Sebelum menjabat Kapolri, Anton menjabat Komandan Korps Brimob pada tahun 1974.
BACA JUGA:
Ayah dari Rudi Soedjarwo yang merupakan sutradara film terkenal ini disegani tidak hanya terbatas di kalangan Polri dan Brimob. Melainkan juga institusi TNI.
Anton mendapat julukan komandan legendaris lantaran memiliki pengalaman tempur langsung di lapangan. Ia tetap lekat dengan julukan itu meski pengalaman perang tersebut diperoleh ketika masih menjadi pejuang di masa revolusi.
Diketahui, Anton merupakan perwira dari Sekolah Ranger Amerika Serikat tahun 1960. Ia pernah memimpin pasukan Pelopor yang tergabung dalam RTP I tahun 1962 dalam Operasi Trikora. Ketika menjabat Komandan Resimen dengan pangkat Komisaris Besar (Kolonel), Anton mengintrodusir pendidikan Bala (Rimba Laut).
BACA JUGA:
Dalam pendidikannya, Bala mendapatkan kualifikasi tempur di laut, udara, dan darat. Pendidikan yang dimulai tahun 1964 ini diberikan dengan materi terjun HAHO (High Altitude High Openned), pendaratan amfibi, dan pertempuran hutan tingkat lanjut di Pulau Bawean.
Kemudian pada masa kepemimpinan Anton, Resimen Pelopor juga mempunyai BTC (Battle Training Centre) di beberapa Sekolah Polisi.