Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ngerinya Idul Adha di Sudan, Diwarnai Pertempuran dan Serangan Udara

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 29 Juni 2023 |14:29 WIB
Ngerinya Idul Adha di Sudan, Diwarnai Pertempuran dan Serangan Udara
Foto: Reuters.
A
A
A

KHARTOUM - Serangan udara dan tembakan anti-pesawat mengguncang beberapa bagian ibu kota Sudan, Khartoum, pada Rabu, (28/6/2023) kata penduduk, meskipun kedua faksi militer yang telah berperang satu sama lain sejak pertengahan April mengumumkan gencatan senjata untuk liburan Muslim Idul Adha.

Perang antara tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) paramiliter telah menyebabkan krisis kemanusiaan besar dan menelantarkan hampir 2,8 juta orang, di mana hampir 650.000 telah melarikan diri ke negara tetangga.

Tiga kota yang membentuk ibu kota yang lebih luas di sekitar pertemuan Sungai Nil - Khartoum, Bahri dan Omdurman - telah menyaksikan bentrokan dan penjarahan hebat selama lebih dari 10 minggu, sementara konflik tersebut telah memicu kebangkitan pembunuhan bermotivasi etnis di wilayah barat. dari Darfur.

Warga dan laporan berita mengatakan pertempuran semakin intensif di Omdurman pada Rabu sore. Darfur Bar Association, sebuah kelompok aktivis yang memantau konflik, mengatakan RSF telah melakukan serangan mematikan di daerah Manwashi di Negara Bagian Darfur Selatan dua kali dalam lima hari terakhir.

Misi PBB di Sudan mendesak kedua belah pihak untuk mempertahankan gencatan senjata yang telah mereka lakukan.

RSF dan milisi sekutu tetap bertanggung jawab atas kekerasan, pemerkosaan dan penjarahan di daerah yang dikuasainya, dan atas kekerasan yang ditargetkan secara etnis di Darfur, sementara tentara tetap bertanggung jawab atas serangan dan pemboman udara di daerah pemukiman, kata misi itu dalam sebuah pernyataan.

"Pihak-pihak ini harus diingatkan bahwa dunia sedang mengawasi dan pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan selama masa perang akan dilakukan," kata pernyataan itu sebagaimana dilansir Reuters.

Konflik pecah di tengah perselisihan tentang kekuatan apa yang akan mereka pertahankan di bawah rencana yang didukung internasional untuk transisi ke pemerintahan sipil.

Beberapa kesepakatan gencatan senjata telah gagal, termasuk beberapa yang ditengahi oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat pada pembicaraan di Jeddah yang ditangguhkan minggu lalu.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement