Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ma'ruf Amin: Mudah-mudahan Masjid Lahirkan Presiden dan Wapres

Binti Mufarida , Jurnalis-Jum'at, 11 Agustus 2023 |19:20 WIB
Ma'ruf Amin: Mudah-mudahan Masjid Lahirkan Presiden dan Wapres
Wapres KH Maruf Amin. (BPMI Setwapres)
A
A
A

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin berharap masjid bisa melahirkan Presiden atau Wapres. Apalagi, pada masa Rasulullah SAW, fungsi masjid selain menjadi tempat ibadah, juga menjadi pusat kegiatan dan pembinaan umat.

Dari masjid lahir tokoh-tokoh Islam yang luar biasa, seperti Abu Bakar Siddiq yang merupakan jebolan (keluaran) Masjid Madinah, dan tokoh-tokoh lainnya seperti Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Tholib, dan Abdurrahman bin Auf. Mereka adalah tokoh-tokoh luar biasa yang lahir dari masjid.

“Oleh karena itu, saya harap nanti mudah-mudahan jebolan masjid ini juga ada yang jadi presiden atau wakil presiden,” ujar Wapres ketika meresmikan Masjid KH Hasyim Asyari Ma’had Bahrul Huda, Tuban, Jawa Timur, dikutip Jumat (11/8/2023).

Wapres berharap, Ma’had (Pondok Pesantren) melahirkan ahli fiqih yang tidak hanya pandai membaca kitab, tetapi juga mampu berijtihad dalam memberikan hukum terkait isu-isu yang terjadi saat ini.

Menurutnya, banyak masalah baru yang dulu tidak ada, dan masalah-masalah lama yang kini bertransformasi menjadi masalah baru yang perlu diijtihadkan apakah sesuai dengan syariat Islam atau tidak.

“Kebanyakan syariah itu lahirnya dari ijtihad,” kata Wapres mengutip Imam Haramian al-Juwaini.

Dia mencontohkan isu-isu ekonomi syariah yang memang berkembang sangat pesat, dan tidak dijelaskan secara gamblang dalam nash Al-Qur’an, seperti pembayaran digital, jual beli online di mana penjual pembeli tidak bertemu secara langsung, dan isu-isu terkini lainnya.

“Hal-hal seperti itu banyak sekali transaksi-transaksi ekonomi sekarang yang harus direspons. Oleh karena itu perlu mutafaqqihiin (ahli fiqih) yang mendalam seperti itu. Ini saya kira, [ahli fiqih itu sumbernya] di pesantren,” kata Wapres.

Sebagai pusat dakwah, Wapres mengharapkan pesantren mencetak da’i-da’i yang santun dan menyebarkan kedamaian, menciptakan perbaikan, bukan yang menyebarkan kebencian, karena hal ini bertentangan dengan syariah.

“Syariah itu bangunannya, asasnya itu dibangun di atas hikmah-hikmah dan kemaslahatan hambanya. Syariat itu seluruhnya adil semuanya rahmat, semuanya maslahat, semuanya hikmah,” ungkap Wapres.

“Mana-mana sesuatu yang keluar dari keadilan pada ketidakadilan kepada penyimpangan, dan dari rahmat kepada selain rahmat, dari kasih sayang kepada kebencian dan permusuhan, dari maslahat kepada mafsada, kerusakan, dan dari hikmah kepada main-main itu bukan dari syariah. Kalau yang seperti itu bukan syariah,” tuturnya.

Terakhir, Wapres berharap pesantren menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik di sektor keuangan maupun di sektor rill yang sesuai dengan prinsip-prinsip pesantren, atau syariah.

“Muamalah yang tidak syariah itu sama dengan tidak ada,” ucap Wapres.

“Kalau syariah bilang tidak ada, sperti juga tidak ada secara fisik, walaupun fisiknya ada, dianggap tidak ada,” tambahnya.

Menurut Wapres, keberadaan Masjid KH Hasyim Asyari di tengah masyarakat Tuban ini patut disyukuri karena dapat menghadirkan kesejukan dan kedamaian bagi segenap umat.

“[Masjid diharapkan] melahirkan generasi emas untuk menyongsong kebangkitan umat Islam, serta mewujudkan Indonesia yang diliputi kasih sayang Allah, sejahtera warganya, lestari alamnya, baldatun thaibatun warabbun ghafur,” tutur Wapres.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement