FINLANDIA – Wajah Valo yang berusia sebelas tahun tersenyum lebar ketika seorang pria yang mengenakan jaket kuning dan topi baseball merah muda mendekati rumahnya untuk mengembalikan sepedanya, yang dicuri sebulan yang lalu. Pencurian sepeda memang marak terjadi di Finlandia.
Nama pria tersebut adalah Ilkka Pulkkinen. Dia bukan polisi tapi warga biasa yang memimpin tim bernama Bike Patrols - sukarelawan yang menghabiskan beberapa jam sehari mengejar sepeda curian di Oulu, sebuah kota 170km (100 mil) selatan Lingkaran Arktik di Finlandia.
Dia menemukan sepeda Valo dibuang di hutan. Rantainya putus tetapi sepeda itu masih dalam kondisi baik.
“Itu hampir seperti baru ketika menghilang,” kata ayah Valo, dikutip BBC.
"Rantainya mudah diperbaiki, kamu akan kembali ke pelana besok,” lanjutnya.
Dia mengirim pesan ke Patroli Sepeda di Facebook ketika sepeda putranya hilang. “Mereka berjanji untuk menemukan sepeda itu dan mereka melakukannya,” katanya.
Pencurian sepeda adalah masalah besar di kota berpenduduk 200.000 jiwa ini, yang dikenal sebagai surga bersepeda di Finlandia.
Kota ini memiliki jaringan sepeda terluas di negara ini dengan jalur datar khusus dan terpelihara dengan baik sepanjang lebih dari 1.000 km (621 mil).
Di musim panas, 77% penduduk Oulu menggunakan sepeda dan 42% tetap bersepeda di musim dingin meskipun turun salju dan suhu rata-rata -8C.
Infrastrukturnya sangat bagus sehingga anak-anak dapat bersepeda sendiri ke sekolah.
Namun pencuri memanfaatkan banyaknya sepeda, dengan 1.738 kasus pencurian dilaporkan ke polisi pada tahun lalu.
"Kami memprioritaskan penyelidikan kejahatan yang lebih serius, seperti kejahatan yang membahayakan nyawa dan kesehatan," kata Inspektur Detektif Janne Koskela, kepala Unit Kepolisian Kriminal Oulu, kepada BBC.
Dia menolak memastikan berapa jumlah sepeda curian yang ditemukan polisi.
Sebaliknya, Bike Patrols mempunyai angka pasti yakni selama setahun terakhir mereka telah menemukan 1.298 sepeda curian.
Bagaimana mereka melakukannya?
"Semuanya bermula pada bulan September lalu ketika sepeda teman saya dicuri. Saya memposting foto sepeda tersebut ke media sosial. Orang-orang memberi saya tips di kolom komentar dan kami menemukannya dengan sangat cepat. Itu hampir terlalu mudah," terang Ilkka tertawa.
"Dan saya bilang pada teman saya: 'Banyak sekali sepeda yang dicuri di Oulu. Ayo kita cari lebih banyak lagi.'"
Ilkka membuat halaman Facebooknya sendiri: Stolen Bikes, Oulu.
Permintaan bantuan mulai berdatangan, seiring dengan tawaran bantuan dari berbagai kalangan.
Olivia Hamalainen, 19, dengan sukarela membantu setelah sepeda sahabatnya dicuri dari sekolahnya.
“Hidup di Finlandia itu mahal. Ketika Anda masih pelajar, Anda tidak punya banyak penghasilan. Sepeda adalah cara Anda bepergian dari A ke B. Jadi, akan menjadi masalah besar jika dicuri,” terangnya.
Ilkka memancarkan rasa percaya diri saat dia menjelaskan betapa mudahnya dia sekarang menemukan sepeda curian.
“Orang-orang memberi tahu kami di mana sepeda-sepeda itu hilang. Kami memeriksa setiap lokasi dan perlahan-lahan mencari tahu di mana sepeda-sepeda curian itu berakhir di berbagai bagian kota,” lanjutnya.
Ilkka mengetahui bahwa banyak sepeda disembunyikan di tempat penyimpanan di dalam atau di luar bangunan tempat tinggal. Asosiasi perumahan diharuskan membersihkan ruang tersebut setahun sekali. “Di salah satu sepeda yang baru saja kita lihat, ada 20 sepeda yang tidak diklaim, mungkin semuanya dicuri,” katanya.
Seperti di banyak kota lain di seluruh dunia, pencurian sepeda dipicu oleh pengguna narkoba, dan di Oulu mereka sering membiarkan sepeda curian tidak terkunci di tempat yang telah disepakati untuk diserahkan kepada pengedar, kata Ilkka. Relawan Bike Patrols memeriksa lokasi serah terima tersebut beberapa kali sehari.
Jika mereka sampai di sana sebelum sepedanya diambil, maka pemilik yang sah akan dipertemukan kembali dengan sepedanya dalam waktu yang sangat singkat.
Hidup itu mahal di Finlandia. Sepeda adalah cara Anda bepergian dari A ke B. Jadi akan menjadi masalah besar jika dicuri.
Sering berada di jalan juga berarti Patroli Sepeda sering kali berada di tempat dan waktu yang tepat.
Di Kaakkuri, di selatan pusat kota, Olivia dan relawan lainnya melihat dua anak laki-laki berusia 14 tahun mencoba membuka kunci kabel pada sepeda.
"Mereka kabur begitu saja. Ilkka menelpon polisi dan memberikan nomor serinya. Sepeda itu dilaporkan kepada mereka sebagai barang curian dan kami diminta membawanya ke kantor polisi. Mereka akan menyerahkannya kepada pemiliknya,” terangnya.
Ilkka mengatakan sebagian besar keberhasilannya berasal dari penggunaan akal sehat - sebuah hal yang ia ilustrasikan setelah tiba-tiba berhenti di samping sepeda listrik baru yang mengilap di luar pusat kesehatan.
“Harganya 5.000 euro dan memiliki kunci kombinasi angka yang murah serta rantai tua yang berkarat. Kelihatannya tidak benar,” kata Ilkka, sebelum berjalan ke dalam gedung untuk meminta penjaga memeriksa rekaman dari kamera petugas keamanan.
"Itu adalah salah satu tempat di pusat kota di mana kami menemukan delapan hingga 10 sepeda curian setiap minggunya,” lanjutnya.
Teleponnya terus berdering dan dia bilang dia menerima 50 hingga 60 pesan setiap hari. Dia bersepeda hingga lima jam sehari dan mungkin bersepeda lebih dari 500 km (330 mil) dalam seminggu.
“Saya hanya ingin membantu orang-orang mendapatkan sepedanya kembali. Hal terbaiknya adalah orang-orang tahu kami ada di sini dan kami akan datang sebelum polisi datang,” kata Ilkka bangga.
Polisi mengatakan mereka mengapresiasi kerja Patroli Sepeda (Bike Patrols) dan bekerja sama dengan mereka.
“Kami tidak iri pada mereka,” kata Detektif Inspektur Janne Koskela. “Mereka melakukan pekerjaan dengan baik,” lanjutnya.
Selama musim panas Ilkka dan timnya menjelajahi perairan laut yang mengelilingi sisi barat kota.
“Kami penasaran dan kami mulai bereksperimen dengan magnet dan pengait dan pada akhirnya kami berhasil mengangkat 300 sepeda dari dasar laut,” ujarnya.
Namun sangat sedikit yang dapat diidentifikasi dan sebagian besar dibawa ke tempat pembuangan sampah.
Olivia Hamalainen berharap Bike Patrols dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
“Kami juga telah menciptakan sebuah komunitas, yang sangat penting di Finlandia karena banyak orang mengatakan bahwa mereka tidak mempunyai teman,” ujarnya.
Pada 2021, 47% orang Finlandia mengatakan bahwa mereka telah melakukan kegiatan sukarela pada tahun sebelumnya – sebagian besar membantu orang lanjut usia dan penyandang cacat atau bekerja di klub olahraga anak-anak.
Namun jenis kerja sukarela inovatif yang dilakukan Bike Patrols sangatlah unik.
Tim ini telah menjawab kebutuhan nyata dan dalam waktu kurang dari satu tahun telah berkembang menjadi organisasi lokal yang dihormati dan sukses.
(Susi Susanti)