JAKARTA - Kiai Imam Khalil yang akrab disapa Kiai Imam Sarang merupakan satu dari sekian ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang memiliki peran penting dalam memberantas menumpas gerakan 30 September 1965 atau G30S. Ia terkenal dengan karomah penjalinnya.
Melansir NU Online, dalam buku Manaqib KH Imam Khalil Kyai Sufi Membumi (editor M. Ali Rofiq), sebelum meletusnya peristiwa G/30S, selama tiga hari berturut-turut di Pesantren Sarang Kabupaten Rembang-Jateng, Kiai Imam Khalil selalu mengumandangkan adzan subuh.
Orang yang mendengarnya gempar karena ketika adzan subuh terdengar suara Kiai Imam Khalil pasti akan terjadi sesuatu yang mengerikan. Misalnya bencana, musibah, atau hal-hal yang lain.
Salah seorang santri yang pulang ke rumahnya penasaran menanyakan perihal Adzan Subuh tersebut ke ayahnya. “Pak ape ono opo iki kok Mbah Imam adzan Subuh mben isuk sampek tigang dinten? (Pak mau ada apa ini? Kok Kiai Imam adzan subuh tiap pagi hari sampai tiga hari)".
“Iki ape ono parigawe cong (Ini mau ada peristiwa besar nak)," jawab wali santri tersebut.
Hingga akhirnya kurang dari sebulan PKI datang ke wilayah Sarang. Sepekan sebelum kejadian itu, tepat pada Jumat, Kiai Imam Khalil memesan bambu runcing dalam jumlah besar. Kemudian, Kiai Imam Khalil menyerahkan bambu-bambu tersebut kepada santri santrinya.