JAKARTA - Mahapatih Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai membuat Kerajaan Majapahit terusik. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai, yang memiliki jalur perdagangan strategis di selat Malaka.
BACA JUGA:
Sebagai Mahapatih Majapahit, Gajah Mada langsung merespons. Ia mulai mempersiapkan rencana untuk menyerang kerajaan Islam di pulau Sumatera tersebut.
Desas-desus tentang akan adanya serangan tentara Majapahit pun santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh.
Armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gadjah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan.
BACA JUGA:
Serangan pertama Majapahit diarahkan ke perbatasan Perlak tapi mengalami kegagalan karena lokasi itu dikawal ketat oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Seperti dilansir dari buku "Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia", karya Binuko Amarseto.
Gajah Mada kemudian mundur ke laut dan mencari tempat lapang di pantai timur yang tidak terjaga. Di Sungai Gajah, Gajah Mada mendaratkan pasukannya dan mendirikan benteng di atas bukit, yang hingga sekarang dikenal dengan nama Bukit Meutan atau Bukit Gajah Mada.
Gajah Mada kemudian menjalankan siasat serangan dua jurusan, yaitu dari jurusan laut dan jurusan darat. Serangan lewat laut dilancarkan ke daerah pesisir di Lhokseumawe dan Jambu Air, sedangkan penyerbuan jalan darat dilakukan lewat Paya Gajah yang terletak di antara daerah Perlak dan Pedawa.
Serangan dari darat tersebut ternyata tidak seperti yang telah direncanakan dan mengalami kegagalan karena diadang oleh tentara Kesultanan Samudera Pasai. Sementara serangan yang dilakukan lewat jalur laut justru bisa mencapai istana.
BACA JUGA:
Penyerangan kerajaan Majapahit atas Samudera Pasai dilataribelakangi oleh faktor politis sekaligus kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dengan ramainya bandar-bandar yang berada dalam wilayah kerajaan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai membuat Mahapatih Gadjah Mada berkeinginan untuk merebutnya.
Meskipun ekspansi kerajaan Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali tetapi Kesultanan Samudera Pasai masih mampu bertahan, hingga akhirnya perlahan-lahan perlawanan yang diberikan oleh kerajaan Samudera Pasai mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.
(Nanda Aria)