Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tentara Israel dan Pejuang Jihad Islam Tewas dalam Konfrontasi di Perbatasan Lebanon

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 11 Oktober 2023 |11:56 WIB
Tentara Israel dan Pejuang Jihad Islam Tewas dalam Konfrontasi di Perbatasan Lebanon
Tentara Israel dan pejuang tewas dalam konfrontasi di perbatasan Lebanon (Foto: Reuters)
A
A
A

ISRAEL - Seorang perwira senior Israel tewas dalam konfrontasi dengan pejuang di perbatasan dengan Lebanon pada Senin (9/10/2023).

Militer Israel mengatakan pasukan dan pesawat membunuh dua “penyusup teroris” yang telah menyeberang ke wilayah Israel.

Jihad Islam Palestina mengklaim bahwa 'para  penyusup' itu adalah anggotanya.

Belakangan, setidaknya tiga orang dari gerakan Hizbullah Lebanon tewas ketika militer menyerang lokasi di Lebanon sebagai tanggapan terhadap tembakan mortir.

Pada Selasa (10/10/2023), Hizbullah mengatakan para pejuangnya menembakkan rudal anti-tank ke kendaraan militer Israel di daerah Avivim.

Pihak militer mengatakan serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa dan sebagai balasannya sebuah helikopter menyerang salah satu pos pengamatan kelompok tersebut.

Kelompok pejuang Hamas Palestina juga mengklaim bahwa pejuangnya di Lebanon telah menembakkan roket ke wilayah Galilea barat Israel.

Menurut militer Israel, roket-roket tersebut dicegat atau jatuh di area terbuka. Lalu Israel membalas dengan menembaki dua pos pengamatan Hizbullah lainnya.

Ini adalah hari ketiga berturut-turut serangan dilancarkan dari wilayah Lebanon, dan bertepatan dengan perang antara Israel dan Hamas di Gaza.

Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan Hizbullah, yang merupakan kekuatan militer paling kuat di Lebanon dan pernah berperang dengan Israel pada 2006, untuk tidak terlibat.

Kekerasan mematikan pada Senin (9/10/2023) dimulai ketika sejumlah pria bersenjata melintasi perbatasan dekat kota Dhayra di Lebanon dan dibunuh oleh pasukan Israel, didukung oleh helikopter tempur.

Dua militan tewas dan satu melarikan diri kembali ke Lebanon.

Jihad Islam Palestina mengatakan infiltrasi tersebut adalah bagian dari "Operasi Badai Al-Aqsa" - nama yang diberikan oleh kelompok militan Hamas untuk serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gaza terhadap komunitas Israel selatan yang dimulai pada Sabtu (7/10/2023), di mana setidaknya 900 warga Israel dilaporkan telah terbunuh.

Militer Israel juga mengatakan helikopternya menyerang posisi Hizbullah di Lebanon, termasuk dua pos pengamatan, setelah dua bom mortir ditembakkan ke Israel tetapi tidak menimbulkan korban jiwa.

Hizbullah kemudian mengumumkan bahwa tiga pejuangnya tewas dalam serangan Israel di kota-kota dan desa-desa di Lebanon. Kelompok itu mengatakan pihaknya membalas dengan menembakkan roket dan mortir ke dua barak militer Israel.

Pada Minggu (8/10/2023), Hizbullah menembakkan sejumlah peluru dan roket ke posisi militer Israel di kawasan Shebaa Farms/Mount Dov yang disengketakan dalam apa yang mereka sebut sebagai tindakan “solidaritas dengan perlawanan Palestina”.

Kelompok yang didukung Iran, yang memiliki roket jarak jauh yang dapat menyerang jauh ke wilayah Israel, mengancam akan melakukan intervensi dalam konflik Israel-Gaza jika “garis merah” tertentu dilewati. Dilaporkan termasuk invasi Israel.

“Kami sangat prihatin dengan keputusan Hizbullah yang salah dan memilih untuk membuka front kedua dalam konflik ini,” terang seorang pejabat senior pertahanan AS kepada wartawan pada Senin (9/10/2023).

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement