Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Korea Utara Diyakini Pasok 1 Juta Peluru ke Rusia untuk Perang Lawan Ukraina

Susi Susanti , Jurnalis-Kamis, 02 November 2023 |20:32 WIB
Korea Utara Diyakini Pasok 1 Juta Peluru ke Rusia untuk Perang Lawan Ukraina
Korut diyakini pasok 1 juta peluru ke Rusia untuk perang lawan Ukraina (Foto: AFP)
A
A
A

SEOUL – Menurut Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan (Korsel), Korea Utara (Korut) telah mengekspor lebih dari 1 juta peluru ke Rusia sejak awal Agustus lalu.

Peluru tersebut diberikan ke Rusia dalam 10 pengiriman terpisah untuk mendukung perangnya di Ukraina.

Yoo Sang-bum, anggota partai yang berkuasa dan komite intelijen parlemen, mengatakan kepada wartawan pada Rabu (31/10/2023) bahwa NIS telah memberi pengarahan kepada anggota parlemen, dengan mengatakan bahwa lebih dari 1 juta peluru telah diekspor, yang dapat digunakan selama lebih dari dua bulan perang antara Rusia dan Ukraina.

Menurut kantor Yoo, Korea Utara menjalankan pabrik militernya pada kapasitas maksimum untuk memenuhi permintaan pasokan militer Rusia.

NIS juga yakin Korea Utara sedang dalam tahap akhir persiapan peluncuran satelit dan saat ini sedang melakukan inspeksi pada mesin dan perangkat peluncuran.

“Tampaknya Korea Utara menerima panduan teknis dari Rusia, sehingga meningkatkan peluang keberhasilan peluncurannya. Namun, mereka masih menghadapi tantangan dari segi teknologi dan pendanaan. Masuknya kembali rudal balistik antarbenua (ICBM) dan beberapa teknologi hulu ledak belum diamankan,” kata Yoo, mengutip NIS.

Para pejabat AS sebelumnya telah memperingatkan Korea Utara bahwa mereka akan “membayar konsekuensinya” jika negara tersebut memberikan senjata kepada Moskow untuk digunakan melawan Ukraina.

Pada September lalu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan hal ini tidak akan berdampak baik pada Korea Utara dan mereka akan menanggung akibatnya di komunitas internasional.

AS dan sekutunya juga prihatin dengan teknologi yang dicari Korea Utara dari Rusia sebagai imbalan atas persenjataan.

Menurut dua pejabat AS, Pyongyang sedang mencari teknologi yang dapat meningkatkan kemampuan satelit dan kapal selam bertenaga nuklirnya, yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan Korea Utara di wilayah yang belum sepenuhnya dikembangkan oleh rezim jahat tersebut.

Ketika perang Rusia di Ukraina memasuki bulan ke-21, Moskow sangat membutuhkan amunisi baru. Kedua belah pihak terus saling baku tembak setiap hari, sehingga melemahkan pasokan amunisi.

AS dan Eropa juga telah berjuang untuk menyediakan amunisi yang dibutuhkan Ukraina untuk melakukan serangan balasan berkepanjangan terhadap Rusia. Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN pada Juli lalu bahwa pasukan Ukraina biasanya menembakkan antara 2.000 dan 3.000 peluru artileri per hari ke arah pasukan Rusia.

Meskipun sejumlah besar amunisi dikeluarkan oleh kedua belah pihak, kemajuan di medan perang masih berjalan lambat hingga bulan-bulan musim dingin.

Pertempuran saat ini terfokus di wilayah selatan dan timur Ukraina. Menurut Oleksandr Shtupun, juru bicara pasukan Ukraina di selatan, Ukraina berhasil sebagian pada bulan lalu di Robotyne di wilayah Zaporizhzhia, Meskipun kemajuannya lambat, pasukan Rusia menderita kehilangan tenaga dan peralatan di sana.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bulan lalu mengatakan Ukraina “perlahan tapi pasti” mendorong Rusia keluar dari wilayahnya, namun kekurangan senjata dan amunisi menimbulkan kesulitan.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement