Pada masa sebelum Dinasti Demak runtuh, Ratu Kalinyamat memegang peranan penting. Hal ini terutama terjadi ketika Dinasti Demak mengalami konflik politik, yaitu ketika terjadi perebutan kekuasaan di antara keturunan Raden Patah.
Sepeninggal Sultan Trenggana, Ratu Kalinyamat dan suaminya, Sultan Hadlirin, menerima Pati, Jepara, Juana, dan Lembang sebagai wilayah kekuasaan. Sebagai bagian dari wilayah Demak, wilayah Kalinyamat berada di bawah kekuasaan kerajaan Demak.
Hal ini tidak lepas dari hubungan yang erat antara dinasti Demak dengan Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat, bersama dengan suaminya Sultan Hadliring, menjadikan wilayah Kalinyamat sebagai pusat kekuasaan yang wilayahnya meluas hingga ke Lembang dan Juana.
Setelah Sultan Trenggana wafat, wilayah Kalinyamat digabungkan dengan wilayah Prawata, yang sebelumnya merupakan wilayah kekuasaan Sunan Prawata.
Pada abad ke-16, Jepara menjadi wilayah yang kaya karena menjadi pintu gerbang menuju pelabuhan dan kota perdagangan kerajaan Demak.
Sebagai penguasa, Ratu Kalinyamat juga bekerja sama dengan penguasa lain dalam pengembangan wilayah Jepara baik dalam bidang politik, ekonomi, dan administrasi.
(Arief Setyadi )