Seiring waktu Paulus mengikuti keinginan Luhut dengan mendaftar di Universitas Pelita Harapan (UPH), dan lulus sebagai Sarjana Hukum, empat tahun kemudian. Namun, hal tersebut tak mengendurkan niatnya untuk menjadi seorang tentara.
Paulus kembali merengek ke Luhut menjelang wisuda pada 2022 agar diperbolehkan masuk tentara. Lantaran tak ingin melihat anaknya kesusahan seperti dirinya saat menjadi tentara, Luhut menyarankan agar Paulus sekolah S2 di Amerika Serikat.
Paulus tetap bersikeras dan mengungkapkan keinginannya untuk menjadi tentara. Lagipula, sudah terlambat bagi Paulus untuk masuk Akmil karena bakal tertinggal empat tahun di belakang teman-teman seangkatannya.
"Kau masuk tentara mau diapain kau nanti?" kata Luhut.
Meski dengan berat hati, Luhut lebih mendorong putranya itu lebih menjadi pengusaha atau politisi. Namun, Paulus tetap bersikukuh bahkan sampai menangis ke ibunya.
"Pokoknya saya ingin masuk tentara, masuk Kopassus, karena itu adalah cita-cita saya!" kata Paulus.
Paulus hingga menekankan jika tidak mungkin masuk jalur Akademi Militer, melalui jalur Sepa PK (Sekolah Perwira Prajurit Karier) tidak masalah. Meski, Luhut sebenarnya juga tidak rela anaknya melalui jalur tersebut.
Setelah melewati pergolakan batin, Luhut dengan berat hati mengirimkan Paulus ke Mayjen TNI Dr. Heriyono, Kepala Dinas Psikologi Angkatan Darat (Dispiad) untuk menjalani psikotes. Paulus ternyata mendapat penilaian mumpuni, baik secara kepribadian maupun intelektual.