Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Penyebab Israel Sulit Merebut Jalur Gaza

Salsabila Fitirah Puteri , Jurnalis-Rabu, 15 November 2023 |13:25 WIB
Penyebab Israel Sulit Merebut Jalur Gaza
Foto: Reuters.
A
A
A

GAZA - Jalur Gaza terletak di sepanjang pesisir timur Laut Mediterania, Gaza berbatasan dengan Mesir di barat daya dan Israel di timur dan utara. Wilayah ini memiliki panjang sekira 41 kilometer dan lebar antara 6 hingga 12 kilometer, dengan luas total mencapai 365 km².

Dengan populasi sekira 2 juta warga Palestina, yang menempati wilayah yang padat dengan kepadatan penduduk tinggi, sebanding dengan Hong Kong.

Dilansir dari berbagai sumber, Sebagian besar penduduk Gaza adalah keturunan pengungsi yang mengungsi atau diusir dari wilayah yang kini menjadi bagian dari Israel setelah Perang Arab-Israel pada tahun 1948.

Selama perang Palestina tahun 1948, Gaza menjadi tempat perlindungan bagi banyak orang Arab setelah Kerajaan Inggris melepaskan kendalinya atas Palestina.

Kemudian, selama Perang Enam Hari tahun 1967, Israel memulai pendudukan militer di wilayah Palestina yang berlangsung selama beberapa dekade.

Perjanjian Oslo pada pertengahan 1990-an membentuk Otoritas Palestina untuk memerintah kedua wilayah tersebut di bawah kepemimpinan partai nasionalis Palestina, Fatah.

Namun, setelah Fatah kalah dalam pemilihan umum pada 2006, kelompok Islam Sunni militan, yang bernama Hamas, mengambil alih pemerintahan Gaza dan kemudian terlibat dalam pertempuran dengan Israel.

Keberadaan Hamas di Gaza adalah penyebab utama mengapa Israel sulit untuk merebut wilayah Gaza secara utuh.

Dilansir dari AP, Hamas sendiri telah bersumpah untuk memusnahkan Israel dan bertanggung jawab atas banyaknya bom bunuh diri serta serangan mematikan lainnya terhadap warga sipil dan tentara Israel.

Selama bertahun-tahun, Hamas mendapat dukungan dari negara-negara Arab dan Muslim, seperti Qatar dan Turki. Baru-baru ini, mereka bergerak lebih dekat ke Iran dan sekutu-sekutunya.

Namun Israel tidak tinggal diam, Israel menanggapi pengambilalihan Gaza oleh Hamas dengan menerapkan blokade yang membatasi pergerakan orang dan barang masuk dan keluar wilayah tersebut.

Israel menganggap langkah ini diperlukan untuk mencegah pengembangan senjata oleh Hamas. Meskipun demikian, blokade tersebut telah berdampak merusak pada perekonomian Gaza, dan warga Palestina menuduh Israel melakukan hukuman kolektif.

Tindakan blokade dilakukan di darat, laut, dan udara. Tindakan ini telah mencegah orang dan barang bebas masuk dan keluar dari wilayah tersebut, sehingga menyebabkan kerugian ekspor sekira USD17 juta dan menjadikan wilayah ini dikenal sebagai "penjara terbuka."

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Komite Palang Merah Internasional, dan banyak organisasi hak asasi manusia memandang blokade ini, yang mengakibatkan kekurangan air, listrik, dan obat-obatan merupakan tindakan pendudukan militer yang berkelanjutan, yang disengketakan oleh Israel.

Paling tidak, sebanyak 19 organisasi hak asasi manusia bersama PBB telah menyerukan pencabutan blokade tersebut.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement