Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengulik Istilah Gunung Merapi Tak Pernah Ingkar Janji yang Sempat Viral Usai Gunung Erupsi

Rina Anggraeni , Jurnalis-Kamis, 18 Januari 2024 |13:29 WIB
Mengulik Istilah Gunung Merapi Tak Pernah Ingkar Janji yang Sempat Viral Usai Gunung Erupsi
Ilustrasi mengulik istilah Gunung Merapi (Foto: Instagram)
A
A
A

JAKARTA - Mengulik istilah Gunung Merapi tak pernah ingkar janji yang sempat viral usai gunung erupsi. Saat ini aktivitas vulkanik yang masih tinggi membuat status Gunung Merapi masih pada level 3 atau siaga.

Sebelumnya, saat meletus 2010, Gunung Merapi yang menelan korban 26 orang termasuk juru kunci Mbah Marijan juga telah menyisakan museum milik warga yang dikenal museum sisa hartaku. Di sana juga terlihat tulisan "Merapi Tak Pernah Ingkar Janji".

Berikut ini mengulik istilah Gunung Merapi tak pernah ingkar janji yang sempat viral usai gunung erupsi:

Merapi tak pernahingkar janji seperti sebuah ungkapan yang kerap dilontarkan ketika membicarakan Gunung Merapi yang membentang di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah ini.

Setelah ditelusuri, ungkapan tersebut merupakan plesetan dari film era 80-an yang berjudul "Merpati Tak Pernah Ingkar Janji" yang dibintangi Adi Bing Slamet dan Paramitha Rusady.

Ungkapan Merapi Tak Pernah Ingkar Janji diketahui menggambarkan kondisi Gunung Merapi yang terus bergejolak di setiap periode, dan dimulai sejak abad 16 kegiatan Merapi mulai kontinyu. Dalam sejarahnya proses letusan Gunung Merapi melewati beberapa siklus.

Siklus pendek letusan terjadi setiap 2 sampai 5 tahun dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Siklus terpanjang pernah tercatat setelah mengalami istirahat selama lebih 30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunung api.

Memasuki abad 16, catatan kegiatan Merapi mulai kontinyu dan terlihat bahwa siklus terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 sampai 1658.

Setiap gunung berapi di dunia mempunyai karakter masing-masing. Merapi sendiri masuk dalam tipe Merapi. Tipe ini dicirikan munculnya awan panas atau aliran piroklastik atau istilah lokalnya wedhus gembel. Terbentuknya awan panas tersebut dibedakan atas 2 macam, masing-masing awan panas letusan dan awan panas guguran.

Sejak 1984 teknologi pengamatan gunung api berkembang pesat dan sinyal data dapat dikirim melalui pemancar radio (radio telemetry) maka sejak saat itu gejala awal letusan lebih akurat karena semua sensor dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat kegiatan tergantung kekuatan pemancar yang dipergunakan, secara normal dapat menjangkau hingga jarak antara 25 sampai 40 km.

Hampir setiap letusan Gunung Merapi, terutama sejak diamati dengan seksama yang dimulai tahun 80-an, selalu diawali dengan gejala yang jelas. Secara umum peningkatan kegiatan lazimnya diawali dengan terekamnya gempa bumi vulkanik disusul kemudian munculnya gempa vulkanik-dangkal sebagai realisasi migrasinya fluida ke arah permukaan.

(Rina Anggraeni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement