Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Jaga Wudhu dan Zikir, Kunci Jenderal Soedirman Selalu Lolos dari Kepungan Belanda

Tim Okezone , Jurnalis-Senin, 29 Januari 2024 |07:05 WIB
Jaga Wudhu dan Zikir, Kunci Jenderal Soedirman Selalu Lolos dari Kepungan Belanda
Jenderal Soedirman
A
A
A

NAMA Jenderal Soedirman masih harum sampai kini, sangat menginspirasi bangsa. Jasa untuk Republik Indonesia sangat besar. Soedirman merupaan satu-satunya perwira tinggi bergeral jenderal besar, sekaligus Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Soedirman diangkat jadi Panglima TNI oleh Presiden Soekarno di Yogyakarta, pada 27 Juni 1947, saat lagi panas-panasnya perang revolusi melawan Sekutu.

Kisahnya saat melakukan perang gerilya pada tahun 1948 menjadi salah satu cerita ikonik dalam sejarah Indonesia memperjuangkan kemerdekaan. Jenderal Soedirman berhasil mengecoh Belanda yang berusaha menangkapnya.

 BACA JUGA:

Konon dia memiliki jimat ampuh untuk melindungi dirinya dari serangan Belanda saat perang berlangsung. Namun jimat yang dimaksud bukannya sebuah benda, melainkan menjaga wudhu, sholat tepat waktu, serta mengabdi pada bangsa dan negara.

Soedirman sangat memahami bahwa mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah cara terbaik untuk memenangkan pertempuran, karena kekuatan Ilahi tak bisa dikalahkan oleh siapapun.

Hal tersebut diutarakan cucu dari Jenderal Soedirman, Ganang Priambodo Soedirman. "Ada yang menyebutkan juga, Jenderal Soedirman itu punya jimat yang menjadi mantranya. Mungkin bisa dikatakan keris-keris begitu ya Pak ya?" tanya sang presenter dilansir dalam channel RRI NET Official.

"Enggak, begini. Ketika itu memang dari ayahanda kemudian ada peninggalan ada ya, tapi kemudian kami melihat lebih baik hal itu diserahkan ke museum supaya bisa menjadi manfaat, sejarah," jawab Ganang.

 BACA JUGA:

"Tapi kalau kesaktian, logika beliau sakit begitu ya kalau ada yang cerita beliau mengangkat keris begitu lalu ada pesawat jatuh, logikanya ya kakeknya ini (Jenderal Soedirman) nunjuk-nunjuk saja tidak usah gerilya. Kan begitu," sambungnya.

Tahun 1948, Belanda kembali menyerang dan ingin menguasai Indonesia, dimulai dari pulau Jawa, tepatnya Yogyakarta. Soekarno menyarankan Jenderal Soedirman untuk beristirahat karena saat itu sedang sakit paru-paru.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement