“Jadi jangan ditakuti-takuti rakyat, jangan gunakan aparat, polisi, tentara, aparat desa, sampai bupati, walikota dan gubernur. Kita menerima apapun hasilnya. Namun, hampir mustahil Pemilu ini jujur dan adil kalau presidennya masih Jokowi yang penuh dengan cawe-cawe yang kian hari kian nyata. Untuk itu, masyarakat ini kan bikin gerakan kawal pemilu dan macem-macem lagi ya, kita monitor terus dari waktu ke waktu supaya tidak terjadi kecurangan yang massif,” kata dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahkan para konglomerat sudah mengumumkan arogansinya dengan mengatakan sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia akan mendukung Prabowo, kekuatan uangnya luar biasa.
“Kemudian ada upaya memakzulkan Jokowi, tapi kan secara konstitusiaonal ini lewat DPR kan, dan DPR-nya belum ada yang gerak. Tapi sudah mulailah ada petisi 100 untuk menunjukkan ada perlawanan dari rakyat. Tapi waktunya cukup panjang udah pasti melewati Pemilu," kata dia.
"Ada gerakan moral juga seperti dorongan untuk menteri-menteri yang masih waras yang masih punya integritas itu mundur. Kenapa mundur? Karena para menteri ini punya standar nilai kualitas yang tinggi. Makanya jadi menteri. Ada yang dari akademisi, ada yang dari teknokrat itu ada standarnya,” tegasnya.
(Fakhrizal Fakhri )